Find Us On Social Media :

Indonesia Terancam Demam Berdarah, Ini 3 Hal Harus Anda Ketahui

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 12 Februari 2019 | 10:00 WIB

 

Intisari-Online.com - Penyakit demam berdarah sedang mengancam penduduk Indonesia.

Di DKI Jakarta, demam berdarah menyerang lebih dari 800 orang sepanjang Januari 2019.

Jumlah kasus tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir di Ibu Kota.

Pekan lalu seorang anak berusia empat tahun di Jakarta Barat tewas setelah terkena penyakit menular ini.

Baca Juga : Beli Cincin Murah, Debra Tak Menyangka 33 Tahun Kemudian Cincin Itu Dihargai hingga Rp13 Miliar, Kok Bisa?

Kasus demam berdarah juga terjadi di berbagai daerah seiring dengan meningkatnya intensitas hujan pada awal tahun ini.

Secara nasional, sepanjang Januari, setidaknya ada 13.600 kasus demam berdarah, dengan kematian 133 orang.

Jumlah kasus ini naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama.

Peningkatan kasus tahun ini menunjukkan Indonesia kembali menghadapi kemungkinan wabah.

Indonesia telah beberapa kali mengalami kejadian luar biasa (outbreak) demam berdarah, yaitu pada 1973, 1988, 1998, 2007, dan 2010.

Infeksi virus demam berdarah merupakan salah satu virus yang paling cepat intensitas penularannya di dunia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya dan 3,9 juta orang diperkirakan berisiko terinfeksi.

Infeksi berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit terjadi pada sekitar 500 ribu orang per tahun.

Memahami penyebab dan pola penyebaran penyakit ini akan membantu kita dalam mencegah dan mengobatinya.

Artikel ini mengulas tiga hal terkait penyebab, pengobatan, dan pencegahan demam berdarah.

Baca Juga : Penelitian: Perempuan Paling Menyenangkan adalah Mereka yang Bertubuh Gemuk, Bukan yang Bertubuh Langsing Bak Model

Bagaimana penyakit ini menular?

Infeksi virus Dengue dapat menyerang segala usia mulai dari bayi sampai orang usia lanjut.

Keparahan penyakit dipengaruhi oleh usia di mana kematian lebih banyak dilaporkan terjadi pada anak.

Berdasarkan laporan riset, angka kematian akibat demam berdarah di Indonesia menurun dari 40% pada 1968 menjadi kurang dari 1% pada 2013.

Ada dua hal yang penting untuk dipahami mengenai demam berdarah.

Pertama, penyakit ini ditularkan oleh nyamuk dari satu manusia ke manusia lain.

Kedua, terdapat proses perjalanan penyakit yang melibatkan fase dan risiko yang berbeda pada perjalanannya.

Nyamuk yang menjadi vektor adalah Aedes aegypti betina, yang membawa virus dan mampu terbang sejauh maksimal 400 meter.

Baca Juga : Gemuk Itu Seperti Penyakit Menular: Anda akan Gemuk Jika Dikelilingi Orang Gemuk

Sekali bertelur, nyamuk betina menghasilkan sekitar 100 telur yang mampu bertahan beberapa bulan dalam cuaca apa pun.

Upaya untuk memberantas telur nyamuk ini tidak dapat dilakukan karena nyamuk biasanya meletakkan telurnya secara tersembunyi di tempat-tempat yang teduh.

Telur kemudian harus melalui fase akuatik yang dimulai saat telur terendam air, misalnya dalam kubangan air hujan atau penampung air bersih lainnya.

Hal ini yang menjelaskan mengapa pada jumlah nyamuk semakin banyak pada musim hujan karena sejak telur terendam air sampai jadi nyamuk dewasa hanya membutuhkan waktu tujuh hari.

Nyamuk Aedes aegypti habitat hidupnya di sekitar manusia dan memiliki pola menggigit pada siang hari (day-bitting) dengan puncak aktivitas menggigit pada pagi hari dan sore hari.

Aedes juga senang menggigit di dalam rumah.

Kemampuan nyamuk untuk menggigit dan menyebarkan virus dengue dipengaruhi oleh cuaca atau suhu lingkungan.

Baca Juga : Ini 4 Penyakit Menular Seksual Super Baru yang Dikhawatirkan para Ahli