Find Us On Social Media :

Kisah Pemilik Warung Nasi lewat Lubang di SCBD, Omzet Bisa Sampai Rp 3.000.000 Per Hari

By Intisari Online, Sabtu, 9 Februari 2019 | 06:59 WIB

 

Intisari-Online.com - Mencari makan atau kopi di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, tidak harus selalu ke restoran atau kafe.

Ada empat warung makan yang dapat melayani warga di parkiran Grand Lucky, SCBD, Jakarta Selatan.

Keempat warung tersebut menggunakan lubang untuk melayani pembeli. Kebanyakan, para pelanggan merupakan karyawan kantor sekitar serta sopir.

Saat disambangi Kompas.com pada Jumat (8/2/2019), empat warung tersebut adalah warung Pemalang milik Damiah (59), warung Mpok Rini milik Rini (40), warung gorengan milik Warti (46) dan warung Ibu Pattar milik Suparti (70).

Baca Juga : Dua Tahun Utang Rp60 Juta Tak Kunjung Dilunasi, Kantor Satpol PP Digembok Pemilik Warung Nasi

Pemasukan masing-masing warung cukup beragam.

Warti yang baru membuka warung gorengan selama enam bulan, sudah bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp 700.000 per hari.

"Kalau Senin sampai Jumat bisa dapat Rp 700.000. Kalau Sabtu dan Minggu ya rata-rata dapat Rp 500.000," ujar Warti, Jumat.

Sementara itu, Rini bisa mendapatkan Rp 1.000.000 per hari dengan menjual nasi rames. Pelanggannya kebanyakan karyawan kantoran sekitar warung. "Pelanggan saya beragam. Dari perkantoran sini juga sering pesan buat makan siang misalnya 20 porsi, mereka kontak via WhatsApp," kata Rini.

Baca Juga : Mau Menikmati Makanan khas Betawi Arab? Mampirlah ke Warung Nasi Kebuli Abu Salim

Suparti (70) bisa mendapatkan Rp 4.000.000 per bulan.

"Bisa dapat Rp 4.000.000 bersih sebulan kalau dihitung-hitung, karena warung saya juga sering jadi tempat lewat orang umum. Alhamdulilah mereka enggak sekadar lewat, tetapi juga mampir," tuturnya.

Sementara itu, Damiah, pemilik Warung Pemalang yang viral di media sosial bisa meraup omzet Rp 3.000.000 per hari.

Sama seperti pedagang lain, ia menjual makanan jadi di kawasan SCBD.

"Omzet per hari bisa Rp 3.000.000 karena makanan di sini lengkap dan beragam. Gorengan, nasi, lauk, sayur sampai roti tersedia semua," kata Damiah.

Ini yang Membuat Warung Nasi lewat Lubang di SCBD Beda dengan Restoran

Dari pantauan Kompas.com pada Jumat (8/2/2019), terdapat empat lubang dari empat warung nasi di parkiran mobil Grand Lucky.

Baca Juga : Warung Nasi Bu Eha, Legenda Masakan Sunda di Bandung

Masing-masing lubang selalu dikunjungi pelanggan, paling ramai saat pukul 12.00 hingga 14.00 dan pukul 17.00 sampai 19.00.

"Siang jam 12.00 sampai 14.00 itu ramai karena jam makan siang. Kalau sore jam 17.00 sampai 19.00 pada bungkus untuk dibawa pulang," kata Rini (40), salah satu pemilik warung nasi di sana.

Rini sebenarnya berharap bisa berjualan di dalam kawasan Grand Lucky. Membayar sewa pun ia tak keberatan, namun pihak Grand Lucky belum memberikan jawaban.

"Kalau keinginan ya maunya di dalam (di kawasan parkiran Grand Lucky). Sudah coba ngomong sejak satu tahun lalu sama manajemen, tapi belum dijawab," sebut Rini.

Meski begitu Rini tetap bersyukur, sebab melalui warung nasinya kini, pemasukan tetap terjaga.

"Ya rezeki enggak ke mana, masih bisa dapat rata-rata per hari (omzet) kotor Rp 1 juta," ujarnya.

Baca Juga : Penjual Tahu Keliling yang Berdandan Memakai Jas dan Dasi ini Jadi Idola 'Emak-emak', Omzetnya pun Melonjak!

Respons pembeli

Salah satu pelanggan, seorang sopir bernama Tarsah (46) mengakui adanya warung nasi lubang sangat membantu karena harganya terjangkau.

"Cari warung sekitar sini sulit, harus jalan jauh, maka pas sekali, ada warung nasi lubang di sini. Cari makanan mudah dan murah," tutur Tarsah.

Pelanggan lain, Andrea (23) datang ke warung nasi lubang karena mendapat info dari media sosial Instagram.

Buatnya, warung nasi ini selain dekat juga memenuhi keinginannya atas masakan rumah.

"Selain dekat sama kantor, warung sini juga masakannya enak. Apalagi buat saya penggemar masakan rumahan," kata Andrea.

Likhin (25), seorang staf kontraktor mengatakan, keberadaan warung ini sangat bermanfaat untuk masyarakat menengah ke bawah.

"Kalau di kawasan sini susah cari makan untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah. Kalau mereka dengan penghasilan tinggi kan larinya langsung ke mal atau restoran. Kalau saya ya cari tempat makan murah seperti di sini. Maka keberadaan warung-warung ini sangat membantu. Kami jadi enggak susah kalau mau cari makan atau kopi," terangnya.

Menu yang dijual di warung nasi lubang rata-rata adalah masakan rumah seperti telur balado, telur dadar, gulai ayam, ayam bumbu bakar, beragam ikan goreng dan bakar, serta sayuran seperti oseng kangkung, sop, dan lain sebagainya.

Warung nasi lubang juga menyediakan banyak varian minuman dan gorengan. Paling banyak dibeli adalah kopi hitam dan gorengan.

Rata-rata tiap porsi nasi telur dibanderol dengan harga Rp 10.000, nasi ayam Rp 15.000, serta kopi hitam Rp 2.500 per gelas.

 

(Tatang Guritno)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemilik Warung Nasi lewat Lubang Bisa Dapat Rp 3.000.000 Per Hari" dan "Ini yang Membuat Warung Nasi lewat Lubang di SCBD Beda dengan Restoran".

Baca Juga : Kisah di Balik Minyak Kutus Kutus, Baru Berdiri 5 Tahun, Tapi Omzetnya Capai Rp230 Miliar per Bulan