Bayi 24 Hari Meninggal karena Tak Dapat Jantung Baru: Bagaimana Proses Transplantasi Jantung?

Tatik Ariyani

Penulis

Carter Cookson membutuhkan donor jantung baru. Ia lahir secara prematur dan sudah tiga kali mengalami serangan jantung.

Intisari-Online.com – Tahukah Anda kisah bayi Carter Cookson?

Dilansir dari metro.co.uk pada Senin (21/1/2019), bayi Carter Cookson merupakan pasien yang membutuhkan donor jantung baru.

Hal ini karena bayi laki-laki berusia tiga minggu tersebut lahir secara prematur dan mengalami tiga kali serangan jantung.

Menurut dokter, transplantasi jantung merupakan satu-satunya harapan. Tapi seperti yang kita tahu bahwa donor jantung termasuk langka.

Baca Juga : Istri Ustaz Nur Maulana Meninggal Karena Kanker Usus: Awas, Makanan Sepele Ini Bisa Picu Kanker Usus

Apalagi jantung yang sangat kecil untuk bayi Carter.

Sarah Cookson (42), ibu bayi Carter, berusaha meminta bantuain setiap orang melalui media sosial dan bantuan ini sempat viral.

Hanya saja, setelah hampir tiga minggu berjuang, pada Minggu (20/1/2019), orangtua bayi Carter Cookson mengkonfirmasi bahwa bayi Carten yang baru berusia 24 hari telah meninggal dunia.

Dalam akun Facebook-nya, Sarah menuliskan: RIP Carter John Cookson.

“Hari ini, jam 5.44 sore, bayi laki-laki yang luar biasa hebat, Carter John Cookson, pergi meninggalkan kami dan kini telah bersama kakak laki-lakinya di Surga,” tulis Sarah.

Setelah kematian Carter, ribuan orang mengunggah pesan belasungkawa mereka di media sosial di bawah foto terakhir bayi itu.

Apa itu transplantasi jantung?

Transplantasi jantung merupakan prosedur operasi yang biasanya dilakukan untuk kasus penyakit jantung serius.

Baca Juga : Hidung Keluar Darah, Sopir Angkot Tewas karena Makan Durian Terlalu Banyak: Bahayakah Makan Durian Terlalu Banyak?

Prosedur ini adalah pilihan bagi pasien yang mengalami tahapan gagal jantung.

Untuk melakukan prosedur transplantasi jantung, pasien harus menunggu jantungnya ditransplantasikan oleh dokter.

Dokter nantinya akan berusaha mencarikan donor terbaik.

Siapa yang bisa jadi kandidat penerima transplantasi jantung?

Kandidat penerima transplantasi jantung antara lain pasien yang mengalami cacat fungsi jantung dari lahir, penyakit arteri koroner, disfungsi atau penyakit katup jantung, dan melemahnya otot jantung (cardiomyopathy).

Namun walau ada merupakan salah satu kandidat dengan ciri-ciri di atas, ada beberapa hal yang membuat Anda tidak bisa menerima transplantasi jantung.

Misalnya usia penerima transplantasi jantung harus berusia di bawah 65 tahun. Hal ini dikarenakan semakin bertambah usia, semakin besar risikonya.

Lalu kondisi penerima harus stabil. Karena jika salah satu organ mereka mengalami masalah, mereka akan sulit menerima transplantasi jantung.

Syarat penerima dan pendonor transplantasi jantung adalah merekanya memiliki golongan darah dan jaringan yang sesuai.

Nantinya mereka yang sesuai akan berada dalam daftar tunggu.

Baca Juga : Ajaib! Bayi 9 Bulan Ini Selamat Setelah Alami 25 Kali Serangan Jantung Dalam Sehari

Sayangnya, tidak semua orang yang berada dalam daftar tunggu tersebut mampu bertahan hidup sampai pendonor yang tepat muncul.

Tapi jika dokter menemukan jantung yang tepat, maka dokter dapat segera melakukan operasi yang biasanya memakan waktu empat jam.

Jika dokter berhasil melakukan operasi dengan baik dan tubuh dapat menerima jantung dengan baik, selanjutnya akan masuk ke tahap penyembuhan.

Hanya saja memang proses penyembuhan dari transplantasi jantung sangat lama. Rata-rata setiap pasien membutuhkan waktu hingga enam bulan lamanya.

Selama proses penyembuhan, Anda akan selalu berada di bawah pengawasan dokter.

Karena dokter akan selalu melihat apakah ada infeksi, apakah tubuh menolak organ baru, atau proses lain untuk menolong pasien menyesuaikan diri.

Setelah pasien melewati ini semua, pasien wajib melakukan cek rutin. Fungsinya guna mempertahankan kesehatan pasien dan fungsi organ.

Caranya dengan hidup sehat, olahraga ringan, dan mengkonsumsi vitamin sesuai saran dokter.

Pasien juga kebanyakan dilarang melakukan aktivitas berat seperti lari, ikut maraton, atau mengangkat benda-benda berat.

Baca Juga : Diprediksi Tak Bisa Hidup Lama, Penyanyi Ini Harus Selalu Bawa Tangki Oksigen, Termasuk Ketika Bernyanyi

Artikel Terkait