Find Us On Social Media :

Hujan Meteor Kerap Dianggap Ancaman, Tapi Jepang Justru Ingin Ciptakan Hujan Meteor Buatan, Untuk Apa?

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 18 Januari 2019 | 15:30 WIB

Logam-logam itu dirancang agar bisa memasuki atmosfer sama seperti halnya hujan meteor alami.

Kabarnya, hujan meteor ini dapat terlihat hingga jarak 200 kilometer.

"Dibanding meteor alami, meteor kami lebih masif dan pergerakannya lebih lambat sehingga memungkinkan diamati lebih lama," kata Hiroki Kajihara dari ALE kepada Wired.

Namun untuk melakukannya, secara teknis Kajihara mengaku cukup sulit.

Baca Juga : Jika Melihat Tanda Garis Hitam di Kuku Anda Seperti Ini, Segeralah Hubungi Dokter!

Agar bisa terbakar dan menampakkan kilatan seperti hujan meteor alami, peluru logam harus ditembakkan dari satelit dengan kecepatan cukup dan harus sangat pas untuk menghindari peluru yang justru melesat ke luar angkasa.

Seperti diwartakan BBC, Tim Kajihara telah mengembangkan tangki gas yang bisa bergerak dengan tekanan yang menembak peluru dengan kecepatan 8 kilometer per detik.

"Ini adalah sesuatu yang belum pernah dikembangkan di Bumi, jadi kita harus memastikannya langsung di luar angkasa," kata insinyur ALE Adrien Lemal kepada BBC.

Sky Canvas dijadwalkan siap beroperasi tahun depan.

Baca Juga : Bayi Ngeces Bukan karena Ngidam Ibu yang Tak 'Keturutan', Justru Punya Manfaat Luar Biasa

Mereka memilih menghujani kota Hiroshima dengan meteor buatan sebagai peringatan 75 tahun setelah AS menjatuhkan dua bom atom di kota tersebut pada Perang Dunia II.

Apa kata ahli lain? Menurut para ilmuwan lain, proyek ambisius Jepang ini mengkhawatirkan dan ditakutkan justru dapat menciptakan masalah yang signifikan ke depannya.

Hal ini mengingat lingkungan ruang angkasa di sekitar Bumi yang sebenarnya sudah cukup kumuh dipenuhi sampah dan berbagai sistem penelitian yang tidak lagi berfungsi.

Misalnya ada kesalahan pada satelit ALE, seperti salah menembakkan peluru logam meteor, dikhawatirkan akan terjadi benturan dengan peralatan satelit lain.

Baca Juga : Dulu Dicampakkan, Kini Buah Ceplukan Jadi Buruan, Harganya Selangit!