Find Us On Social Media :

Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama

By Mentari DP, Rabu, 9 Januari 2019 | 20:30 WIB

Namun, saat sudah diterima, Obin kembali dihadapi kendala biaya.

Orang tua Obin mengatakan tidak ada biaya dan menganjurkannya untuk mencoba lagi tahun depan.

Mengingat banyak anak-anak Indonesia yang bercita-cita masuk ke perguruan tinggi negeri tetapi tidak lolos, Obin menganggap ini merupakan kesempatan berhagara baginya.

Ia pun memutuskan untuk meminjam uang tiga juta rupiah ke teman dekatnya, untuk membayar uang pendaftaran sekitar 2,4 juta rupiah dan tiket naik bis dari Bandung ke Palembang.

Awal baru di kampus Sriwijaya

Setibanya ia di kampus Universitas Sriwijaya, ia pun harus memikirkan cara untuk membayar uang kos dengan sisa uangnya yang tinggal sekitar 250 ribu rupiah.

Siapa yang menyangka ketika menemani temannya mencari rumah kos, ia lalu ditawari untuk tinggal bersama salah seorang penjaga kos yang mereka datangi.

“Kalau memang kamu mau, kamu tinggal sama saya aja, tapi ya namanya juga kamar penjaga kos-an ya, enggak ada apa-apa, dan sempit.”

“Nanti kamu bayarnya terserah aja berapa dan kapan. Kalau kamu ada uang aja dibayar, tapi kalau uang listrik bayarlah ya, maksudnya paling cuman 10 apa 20 puluh ribu per bulan gitu,” katanya.

Satu masalah selesai, ia pun harus memikirkan uang untuk membayar buku praktikum dan biaya hidup, khususnya untuk makan.

Untuk menyiasati hal ini, Obin membuat strategi hanya makan satu kali sehari di kantin kampus di waktu sore hari, agar bisa mengganjal rasa lapar hingga keesokan harinya.

Untuk sepiring nasi dengan lauknya, Obin harus membayar sekitar Rp6.000 hingga 7.000.

“Jadi dulu itu strateginya adalah aku beli nasi banyak, sepiring gede terus pakai sayur, pakai ikan atau daging apa gitu bayarnya kan cuman itu doang,” jelasnya.

Untuk mengatasi rasa lapar yang biasa melanda di tengah malam, Obin menyimpan biskuit kelapa di kamarnya.

“Aku ambil 1-3 biji, makan, sambil nangis,” kenangnya.

Agar bisa meneruskan kuliah, Obin lalu dianjurkan oleh dosen pembimbing dan dekan untuk mendaftar beasiswa dari PPA (Peningkatan Prestasi Akdemik) dan BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa).

Nilainya yang selalu bagus sejak SMA serta doa orangtua membuahkan beasiswa di semester dua hingga lulus.

Untuk bertahan hidup, ia pun mencari peruntungan kerja dengan mengajar fisika di sekolah bimbingan belajar di pusat kota Palembang yang berjarak sekitar satu jam dari kampusnya.

Baca Juga : Titi Wati yang Miliki Berat Badan 350 Kg Suka Ngemil: Bagaimana 'Budaya Ngemil' Bikin Orang Indonesia jadi Gemuk?