Find Us On Social Media :

Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama

By Mentari DP, Rabu, 9 Januari 2019 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com – Kisah perjuangan seorang anak dari keluarga petani asal Tanjung Beringin, Dairi, di Sumatera Utara untuk meraih pendidikan S2 di universitas bergengsi di Amerika Serikat merupakan sebuah bukti pencapaian sebuah impian.

Robinson Sinurat yang akrab dipanggil Obin, berhasil lulus dari universitas prestisius, Columbia, di kota New York, Amerika Serikat.

Be honest. Be brave. Be willing.” Itulah moto hidup yang selalu ia tanamkan.

Baca Juga : Menantang Adrenalin, Ini 7 Jembatan Paling Menakutkan di Asia, Berani Lewat?

Gigih berjuang demi pendidikan

Perjuangan gigih Obin untuk meraih pendidikan pun tidak lepas dari semangat orangtuanya yang adalah petani kopi dan sayur. 

Sejak kecil, Obin yang adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara, terpaksa tinggal berjauhan dari orangtua demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Selama bersekolah pun Obin selalu punya keinginan untuk bisa masuk ke sekolah bonafit seperti sekolah swasta berfasilitas lengkap.

Tapi ia mengaku selalu terkendala masalah keuangan, mengingat orangtuanya sudah kehabisan biaya setelah menyekolahkan kakak-kakaknya.

Namun, Obin percaya bahwa rezeki masing-masing pasti berbeda.

“Ketika di giliran aku mau masuk ke sekolah, contohnya mau masuk SMP, mau masuk SMA, selalu terkendala dengan keuangan,” papar Obin saat dihubungi VOA Indonesia belum lama ini.

“Jadi mereka selalu bilang coba ke negeri dulu aja, kalau masuk negeri keuangan kita bisa mencukupi.”

Selagi duduk di bangku SMP di Medan, ia juga sempat tinggal bersama dan mengurus adik-adiknya yang masih SD.

Belajar, memasak, dan mencuci baju menjadi tugas hariannya, hingga akhirnya orangtua Obin memutuskan untuk memindahkan adik-adiknya ke tempat kakaknya di pulau Jawa.

Mengikuti pesan Bapak dan Mamak, begitulah Obin memanggil orangtuanya, ia selalu semangat untuk belajar hingga menjadi juara. Saat kelas 3 SMA, Bapak dan Mamak berpesan kepadanya.

“Kalo kamu enggak masuk negeri kuliahnya, kita enggak sanggup biayain. Jadi kamu harus masuk negeri. Kalau enggak ya belajar lagi setahun lagi,” kenangnya.

Pesan itu menjadi semangat baru baginya untuk berjuang masuk ke universitas negeri. Ia mengikuti ujian SMBPTN dan mendaftar ke Universitas Padjadjaran, Bandung dan Universitas Sriwijaya, Palembang.

Awalnya, ia mengira akan berakhir kuliah di Bandung.

Namun, akhirnya ia diterima di Universitas Sriwijaya di Palembang, jurusan Fisika, jurusan yang bukan ia inginkan.

Baca Juga : Ingat 6 Barang Pribadi Ini Tak Boleh Sekalipun Kita Pinjamkan Kepada Orang Lain, Dari Gunting Kuku Hingga Sisir