Find Us On Social Media :

Ikut Latihan Militer, Ternyata Pangeran Harry Lebih Senang Berperang daripada Berada di Istana

By Mentari DP, Minggu, 6 Januari 2019 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com - Pangeran Harry dilaporkan bergabung dengan 1.000 Royal Marinir yang sekarang tengah berada di Norwegia.

Dilansir dari metro.co.uk pada Minggu (6/1/2019), nantinya Pangeran Harry akan bergabung dengan salah satu latihan perang terbesar Inggris yang ditugaskan untuk melawan Rusia.

Diketahui Norwegia terletak di sisi utara Eropa. Sementara Rusia sedang melakukan invasi ke Norwegia.

Nantinya 1.000 Royal Marinir tersebut akan melakukan serangan balik terhadap invasi Rusia ke Norwegia.

Baca Juga : Jika Ingin Diet Sukses, Pilih Diet Terbaik yang Sesuai untuk Tubuh dengan 5 Cara Berikut!

Seperti yang kita tahu, Pangeran Harry atau Duke of Sussex merupakan pewaris tahta Kerajaan Inggris dan berada di urutan keenam dalam garis suksesi tahta.

Namun tahukah Anda bahwa Pangeran Harry sangat menyukai dunia militer?

Sebagai tentara Pangeran Harry menemukan kegembiraannya ketika sudah bisa menerbangkan heli tempur AH-64 Apache yang merupakan heli serang paling canggih di dunia.

Ketika bertugas di Camp Bastion, Helmand, Afghanistan (2013) sebagai pilot Apache, Harry beberapa kali terlibat pertempuran sengit melawan para pejuang Taliban.

Misi tempur Pangeran Harry sebenarnya penuh resiko karena kemungkinan terbunuhnya besar.

Saat mengawal heli transpor Chinook yang bertugas men-dropping logistik tempur dan menurunkan pasukan, dalam kondisi terbang rendah, Apache bisa dihantam peluncur granat (RPG) atau rudal panggul (manpad) sehingga bisa rontok ke tanah.

Jika RPG berhasil menghantam Apache pada bagian rotor belakang (tail rotor), heli masih bisa mendarat darurat tapi dengan resiko kedua awaknya akan ditawan Taliban.

Baca Juga : Pilih Piring yang Lebih Kecil, Berikut 10 Hal untuk Hidup yang Lebih Sehat di 2019

Para pejuang Taliban sebenarnya sudah berencana menculik Harry dengan cara merontokkan Apache di bagian tail rotor-nya tapi tidak pernah berhasil.

Pasalnya setiap menerbangkan Apache, Harry juga dikawal oleh sejumlah heli Apache lainnya.

Kehadiran Harry di Camp Bastion, memang membuat komandan pasukan Inggris di Afghanistan khawatir. 

Jika Harry yang akrab dipanggil ‘Captain Wales’ itu sampai terluka atau gugur di medan perang, kejadiannya pasti akan menggemparkan dunia.

Selain akan menjadi berita besar jika Harry gugur, komandan pasukan Inggris bersangkutan bisa-bisa akan ‘habis’ karier militer karena dianggap tidak bisa melindungi Harry.

Tapi Pangeran Harry sendiri ketika bertugas di Afghanistan ternyata sudah siap mati sebagai seorang tentara.

Bukan sebagai Pangeran Inggris yang selalu dilindungi tapi akhirnya tewas juga dalam peperangan.

Bagi Harry, dunia militer memang sudah merupakan ‘lahan permainannya’ yang membuat dirinya merasa bebas dari aturan dan protokol Kerajaan Inggris.

Pasalnya ketika sudah memakai seragam militer, Harry bisa merasakan dirinya sama dengan tentara lainnya, meski para tentara Inggris tetap menghormatinya sebagai Pangeran Inggris.

Baca Juga : Perselingkuhan Brigpol Dewi: Ini 6 Tanda Wanita yang Sedang Berselingkuh

Sebagai tentara sejati, Harry memang tidak mau mendapatkan perlakuan khusus, meski pihak militer Inggris tetap menyediakannya.

Misalnya Harry memiliki kamar sendiri yang penuh peralatan tempur ketika bertugas di Afghanistan.

Tapi ketika sedang bertempur Harry yang berperan sebagai komandan selalu memimpin anak buahnya di garis depan meski memiliki resiko gugur akibat tembakan sniper Taliban.

Tapi selama 4 bulan bertugas di Afghanistan pada tahun 2012, Harry ternyata tak pernah terluka meski kerap kontak senjata dengan para pejuang Taliban.

Namun karier Harry di militer terpaksa dengan berat hati harus ditinggalkannya pada 2015 karena Captain Wales ini harus lebih banyak tampil di Kerajaan Inggris. (BBC/The Guardian/ABC/Agustinus Winardi)

Baca Juga : Fakta Sebenarnya dari Unicorn yang Telah Dipercaya Orang Jerman Selama 350 Tahun