Awalnya, BNPB dalam siaran persnya menyebutkan hal tersebut bukan tsunami, hanya gelombang tinggi.
"Gelombang naik cukup besar juga bersamaan dengan kencang. Fenomena ini disebabkan oleh adanya gelombang pasang.”
“Apalagi saat ini sedang bulan purnama sehingga menyebabkan permukaan air laut naik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Namun Sutopo langsung mengklarifikasinya melalui akun resmi Twitternya, @Sutopo_PN.
"Mohon maaf jika di twitt awal saya menyampaikan bukan tsunami tapi gelombang pasang."
"Adanya perubahan dan perbaikan informasi karena sesuai dengan data dan analisis terbaru. Jadi, benar ada tsunami di Selat Sunda. Kita semua mengacu BMKG." tulis Sutopo.