Penulis
Intisari-Online.com - Tidak ada yang tidak mungkin, begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perjuangan Elang dalam melawan penyakit kanker paru-paru.
Pria berusia 57 tahun itu, kini bisa bernafas lega setelah dinyatakan dokter bersih dari kanker paru yang dideritanya.
Padahal, jika menilik laman who.int, kanker paru-paru adalah satu dari lima jenis kanker paling mematikan di dunia.
Kanker paru-paru juga menyumbangkan angka kematian paling tinggi di dunia.
Baca Juga : Bikin AS Khawatir, Dewa Judi dari Pulau Kalimantan Ini Diburu FBI
Hasil riset terbaru International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dirilis WHO menemukan, pada 2018 angka kematian penyakit ini diperkirakan 2,1 juta dari total 9,6 juta kematian akibat kanker.
Dijumpai Kompas.com pada Selasa (11/12/2018), pria asal Bekasi tersebut menceritakan tentang awal mulai terkena penyakit mematikan itu.
Elang menuturkan, hal tersebut bisa terjadi lantaran ia memiliki gaya hidup tidak sehat.
Begadang, konsumsi makanan yang tidak sehat, minuman alkohol ditambah kebiasaan merokok sudah sangat akrab di kehidupannya.
Baca Juga : Warga yang Belum Daftar BPJS Kesehatan per Januari 2019 Tak Bisa Buat SIM dan Paspor, Benarkah?
Kebiasaan buruk tersebut tanpa disadari mengantarkan dirinya pada kanker paru-paru stadium dua pada 2015.
Padahal, saat itu ia sama sekali tidak merasakan adanya gangguan kesehatan yang berarti.
“Tidak menyangka, karena keseharian saya sehat-sehat saja, masih beraktivitas seperti biasa. Namun pas lihat hasil Medical Check Up (MCU) rutin, ada nodule di paru-paru saya,” ungkapnya.
Mengetahui dirinya mengidap kanker paru, kekhawatiran langsung menghinggapi pikiran ayah tiga anak tersebut.
“Ya sejak itu saya jadi galau terus, kerja tidak fokus, tapi saya terus berpikir mencari cara untuk sembuh,” ungkapnya.
Apa yang dialami Elang bisa pula terjadi pada kita, mengingat kehidupan kita sehari-hari yang tak jauh dari faktor-faktor pencetus kanker paru seperti berikut ini.
Kebiasaan merokok
Bukan hal aneh lagi jika rokok dinobatkan sebagai pemicu utama timbulnya kanker paru, bahkan kanker lainnya.
Baca Juga : 5 Tips Aman Naik Pesawat untuk Anda yang Baru Pertama Kalinya
Dikutip laman lung.org, 90 persen kanker paru-paru disebabkan oleh rokok.
Mengapa? Seperti yang dilansir cancer.org, dalam rokok ditemukan ribuan senyawa kimia yang 70 persen di antaranya sangat berbahaya bagi tubuh.
Tak cuma rokoknya saja, asap tembakaunya juga berbahaya bagi tubuh.
Paparan radon
Baca Juga : Belasan Tahun Menikah, Pangeran Charles dan Camilla Tidur di Kamar Terpisah
Radon merupakan gas alami hasil peluruhan uranium, torium dan radium pada bebatuan serta tanah yang bercampur dengan udara.
Gas tidak berwarna dan tidak berbau ini dapat bersifat karsinogenik, sehingga dapat memicu kanker paru apabila terhirup dalam kadar tinggi.
Rumah dengan ventilasi buruk dan bangunan yang sangat dekat dengan tanah, misalnya basement dan situs penambangan, adalah tempat yang biasanya mengandung kadar radon tinggi.
Radiasi kimia Uranium, arsenik, nikel, dan beberapa hasil minyak bumi ternyata dapat memicu timbulnya kanker paru.
Baca Juga : Yana Zein: Kanker Itu Ada di Badan Kita dan Bisa Menyerang Kapan Saja
Para pekerja atau orang-orang yang tinggal di daerah tinggi radiasi kimia sangat rentan terserang penyakit tersebut.
Polusi udara
Menurut WHO, polusi udara memiliki kontribusi besar pada kasus kanker paru-paru.
Hal ini semakin menakutkan di negara-negara yang belum memiliki kebijakan penurunan tingkat polusi.
Baca Juga : Risiko Terkena Penyakit Jantung dan Kanker Bisa Diketahui dengan Tes Naik Tangga, Benarkah?
Padahal 29 persen kematian pada kasus kanker paru-paru disebabkan karena dampak dari polusi udara.
Genetik
Dikutip dari Kompas.com, timbulnya kanker tergantung dari normal atau tidaknya mutasi genetik seseorang. Sebagai contoh, kita sering melihat orang tua atau kakek-kakek yang merokok sepanjang hidupnya, namun nyatanya ia masih baik-baik saja.
Ini membuktikan sekalipun perokok berat tapi mutasi genetiknya normal, maka ia tidak bermasalah dengan kanker.
Lalu apa rahasianya Elang bisa sembuh dari penyakit mematikan tersebut?
Menurutnya, dari beberapa pemeriksaan medis yang sempat dijalani tak satu pun bisa dijadikan solusi.
Saat itu, semua metode pengobatan yang disarankan justru semakin menambah kekhawatirannya.
Baca Juga : Angela Ponce, Model Transgender yang Baru Saja Membuat Sejarah Menjadi Wakil Spanyol di Ajang Miss Universe
Sementara itu, yang ia inginkan adalah metode pengobatan tanpa operasi maupun kemoterapi.
“Saya enggak mau dibedah, lagi pula saya tahu kemoterapi itu berat,” ungkap Elang. Keyakinan Elang bahwa masih adanya metode pengobatan kanker tanpa perlu operasi dan kemoterapi ternyata berbuah manis.
Dari hasil browsing, ia menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Berbekal informasi tersebut, ia dan istrinya, Susi (57), segera melakukan konsultasi di kantor perwakilan rumah sakit yang salah satunya berada di Jakarta.
Baca Juga : Bayi Ini Lahir dengan Tubuh Dipenuhi Tahi Lalat, Ibunya Menangis Takut Anaknya Di-bully Ketika Dewasa Nanti
Tanpa mempertimbangkan soal biaya, Elang akhirnya memutuskan untuk berobat di rumah sakit tersebut.
“Saya tutup mata soal budget, karena fokus saya hanya sembuh,” tuturnya.
Setelah menyelesaikan kelengkapan administrasi, Elang beserta istri kemudian terbang ke negeri tirai bambu untuk menjalani pengobatan.
Apa saja metode pengobatan yang Elang tempuh hingga akhirnya ia sembuh?
Cryosurgery
Ini merupakan metode pengobatan minim luka yang berfungsi menggantikan metode operasi konvensional.
Cryosurgery sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru berkembang menjadi sebuah teknologi pengobatan kanker saat ini.
Metode ini telah disetujui oleh Food Drug Administration (FDA) Amerika sebagai sebuah teknologi modern yang membunuh semua jenis sel kanker dengan tingkat ketelitian tinggi.
Keunggulan dari Cryosurgery ini adalah tingkat keberhasilannya yang tinggi, tetapi minim invasif.
Selain itu, juga dapat mencegah sel kanker tumbuh kembali.
Imunotherapy
Metode ini merupakan terapi biologis dengan cara menyuntikkan sel imun anti tumor ke dalam tubuh pasien.
Tak hanya efektif membunuh tumor secara langsung, metode Imunotherapy juga dapat merangsang reaksi kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Dengan begitu kanker dapat dicegah untuk kambuh kembali.
Baca Juga : Kuburan Massal 2.000 Hampir Tentara Jerman Ditemukan di Rusia, Inilah Sejarah Kelam di Baliknya
Metode Intervensi
Kemoterapi adalah sebuah kemajuan dalam sejarah manusia melawan kanker.
Namun pada kemoterapi konvensional, konsentrasi obat menyebar ke seluruh tubuh sehingga memberikan dampak buruk bagi organ yang baik.
Maka sebagai penggantinya, St. Stamford Modern Cancer Hospital memiliki Metode Intervensi.
Pada metode intervensi, obat langsung dimasukkan ke titik sel kanker.
Tingkat konsentrasi obat di bagian tumornya pun 2-8 kali lipat lebih tinggi daripada obat kemoterapi konvensional.
Hal itu jauh lebih efektif membunuh sel-sel kanker tanpa menimbulkan side effect pada organ lainnya.
Nah, dari serangkaian pengobatan tersebut, akhirnya Elang dinyatakan bersih dari kanker.
Semenjak itu, ia jadi lebih disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat, seperti rajin konsumsi makanan sehat, olah raga dan tidak merokok.
“Rokok itu membunuhmu, kan sudah ditulis di bungkusnya. Saya sudah merasakannya sendiri.” pungkasnya.
Baca Juga : Jangan Ditiru! Gara-gara Terlalu Lama Duduk di Toilet Sambil Main HP, Nasib Pria Ini Berakhir Tragis
Fasilitas lain yang diberikan
Selain mendapatkan metode yang tepat, faktor pendukung kesembuhan Elang dalam menjalani pengobatan kanker paru-paru adalah fasilitas rumah sakit.
Susi yang saat itu mendampingi Elang mengatakan, bahwa pendamping pasien juga mendapatkan fasilitas seperti layanan MCU gratis.
Menurutnya, secara keseluruhan pelayanan di St. Stamford Modern Cancer Hospital sangat berbeda dengan pelayanan rumah sakit di Jakarta.
Baca Juga : Jaga Kebersihan Ginjal Anda dengan Hentikan 6 Kebiasaan Sepele Berikut
“Di sini pasien sama sekali enggak merasa seperti pasien, pelayanannya sangat memuaskan,” ungkap Susi.
Ditambahkan juga oleh Elang, bahwa selama di sana ia dilayani dengan sangat baik oleh semua tim medis, bahkan profesor sekalipun.
Semua tim medis selalu siaga 7 hari 24 jam. Tak hanya itu, fasilitas penjemputan dari bandara, interpreter, konsultasi psikologis, konsultasi dengan Ahli Gizi, hingga kegiatan wisata dan berbelanja juga disediakan oleh rumah sakit ini.
Hal ini sesuai dengan moto rumah sakit, yaitu “Pasien Yang Utama”. Apa yang pernah dialami Elang, bisa saja menimpa Anda atau kerabat Anda.
Baca Juga : Termasuk Kulit Ayam, Hindari 8 Makanan Ini Bagi Penderita Hipertensi
Karena itu sangatlah penting menghindari faktor pemicunya dan menerapkan pola hidup sehat.
Namun jika terlanjur menderita, Anda tak perlu khawatir, masih ada harapan untuk sembuh.
Dengan dukungan teknologi medis terkini yang dimiliki St. Stamford Modern Cancer Hospital, rumah sakit ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk penderita kanker yang menginginkan penyembuhan tanpa operasi dan kemoterapi.
Untuk kemudahan informasi, St. Stamford Modern Cancer Hospital menyediakan layanan konsultasi online yang bisa diakses di sini dan call center di nomor +62812-978-978-59 yang juga bisa dijangkau melalui Whatsapp.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com olehHotria Mariana dengan judul "Di Guangzhou, Kanker Sembuh Tanpa Operasi"