Find Us On Social Media :

Tradisi Natal di Belahan Dunia, Ada yang Bersepatu Roda Ketika Merayakan Natal

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 23 Desember 2018 | 07:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Natal tidak lepas dari pernak-pernik Natal yang khas, yaitu Pohon Natal dan ornamennya.

Di Indonesia, tradisi Natal lebih dirayakan oleh keluarga dengan makan malam bersama setelah Perayaan Malam Natal di Gereja.

Kemudian saling berkunjung ke keluarga atau kerabat yang merayakannya, sama dengan perayaan Idul Fitri.

Namun, di beberapa negara lain, tradisi Natal dirayakan dengan beberapa kekhasannya sendiri.

Baca Juga : Tanpa Risih Meghan Markle Menghadiri Makan Siang Natal dengan Memakai Gaun yang Pernah Dikenakannya

Beberapa kami rangkumkan dari banyak sumber, seperti berikut ini.

1. Festival Lentera Raksasa di Filipina

Festival Lentera Raksasa (Ligligan Parul Sampernandu) diadakan setiap tahun pada hari Sabtu sebelum Malam Natal di kota San Fernando, “Ibukota Natal Filipina”.

Festival ini menarik penonton dari seluruh negara dan seluruh dunia.

Baca Juga : Ini Kado Natal Spesial Putri Diana untuk Pangeran Charles yang Tak Pernah Ia Sukai

Sebelas barangay (desa) ikut ambil bagian dalam festival dan persaingan sangat ketat karena semua orang mencoba membangun lentera yang paling rumit.

Awalnya, lentera adalah kreasi sederhana dengan diameter sekitar setengah meter, terbuat dari ‘papel de hapon’ (kertas origame Jepang) dan diterangi oleh lilin.

Sekarang, lentera dibuat dari berbagai bahan dan bisa setinggi sekitar enam meter. Lalu, diterangi oleh lampu listrik yang bersinar dalam pola kaleidoskop.

Baca Juga : Ingat Film Home Alone yang Sering Tayang Jelang Natal? Netizen Menemukan 'Hal Ganjil' dengan Rumah dalam Film Tersebut

2. St. Nicholas di Krampus, Austria

Makhluk setan seperti binatang berkeliaran di jalanan kota yang menakutkan anak-anak dan menghukum orang-orang jahat.

Tetapi ini bukan perayaan Halloween, tapi kaki jahat St. Nicholas, Krampus.

Dalam tradisi Austria, St. Nicholas memberikan penghargaan kepada anak laki-laki dan perempuan kecil yang menyenangkan, sementara Krampus dikisahkan menangkap anak-anak nakal dan membawa pergi dengan karungnya.

Pada minggu pertama bulan Desember, para pemuda berpakaian seperti Krampus (terutama pada malam Hari St. Nicholas) yang menakutkan anak-anak dengan rantai dan lonceng yang berisik.

Baca Juga : Lahir Seukuran Botol Kecap, Bayi Ini Kini Sudah Bisa Pulang untuk Sambut Natal Bersama Keluarganya

3. Bersepatu Roda di Venezuela Setiap malam Natal, penduduk kota pergi ke gereja di pagi hari. Oke, kita mungkin berpikirnya itu normal-normal saja.  Tetapi, mereka melakukannya dengan sepatu roda.

Tradisi unik ini sangat populer sehingga jalan-jalan di kota ditutup untuk mobil sehingga orang dapat meluncur ke gereja dengan aman, sebelum pulang ke rumah untuk sedikit makan malam Natal dengan makanan tradisional ‘tamale’ (terbuat dari adonan tepung jagung yang diisi dengan daging lalu dikukus).

Baca Juga : Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2019, Pastikan Kartu BPJS Kesehatan Anda Selalu Aktif, Ini Alasannya

4. Karakter Lucu di Islandia

13 hari menjelang Natal, 13 karakter seperti troll yang lucu keluar untuk bermain di Islandia. Para Yule Lads mengunjungi anak-anak di seluruh negeri selama 13 malam menjelang Natal.

Untuk setiap malam Yuletide, anak-anak menempatkan sepatu terbaik mereka di dekat jendela dan kunjungan Yule Lad yang berbeda meninggalkan hadiah untuk anak perempuan dan anak laki-laki yang baik dan kentang busuk untuk yang nakal.

Dibalut dengan kostum tradisional Islandia, para fellas ini sangat nakal, dan nama mereka mengisyaratkan jenis masalah yang mereka ingin sebabkan, seperti: penjilat sendok, penjilat mangkok, pencuri sosis, pengintip jendela, pengkail daging, atau pencuri lilin.

Yuk, kunjungi Islandia di Natal kali ini dan tangkap mereka semua!

Baca Juga : Gara-gara Memasang Lampu Natal, Wanita Ini Terima Tagihan Listrik Sebesar 3.848 Triliun Rupiah

5. Hari Lilin-lilin Kecil di Kolombia

Hari Lilin Kecil menandai dimulainya musim Natal di K olombia. Untuk menghormati Perawan Maria dan Konsepsi Tanpa Noda, orang menempatkan lilin dan lentera kertas di jendela, balkon, dan halaman depan mereka.

Tradisi lilin semakin berkembang dan sekarang seluruh kota di seluruh negeri tersebut diterangi dengan tampilan yang rumit.

Beberapa yang terbaik ditemukan di Quimbaya, di mana di lingkungan tersebut saling bersaing untuk melihat siapa yang dapat membuat pengaturan yang paling mengesankan.

6. Tradisi Ratu Cahaya di Swedia

Di Swedia, perayaan Natal dimulai pada tanggal 13 Desember dengan Hari Santa Lucia, yang dirayakan sebagai Santa Pelindung Cahaya.

Putri sulung bangun tidur sebelum fajar dan mengenakan gaun sebagai “Ratu Cahaya” dalam gaun putih panjang.

Ia memakai mahkota daun. Bernyanyi “Santa Lucia”, Ratu Lucia pergi ke setiap kamar untuk menyajikan kopi dan suguhan kepada setiap anggota keluarga.

Anak-anak yang lebih muda dalam keluarga juga membantu.

Baca Juga : Kisah Natal: Ada Sinterklas Misterius Bagi-bagi Uang Jutaan Rupiah Kepada Warga Tidak Mampu

Seluruh keluarga kemudian membantu memilihkan pohon Natal satu atau dua hari sebelum Natal.

Selamat merayakan Natal dan menyambut Tahun Baru!