Find Us On Social Media :

GKR Hemas: Kisah Geng Geradak dan Sepatu Hak Tinggi yang Jadi Senjata saat Berkelahi demi Rebutan Cowok

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 21 Desember 2018 | 16:45 WIB

Intisari-Online.com – Namanya kembali mencuat di media ketika ia diberhentikan sementara dari anggota DPD karena ketidakhadirannya dalam beberapa sidang paripurna.

Siapa sesungguhnya Ratu Keraton Yogyakarta ini? Tabloid NOVA edisi Mei 1993, dengan judul asli Gusti Kanjeng Ratu Hemas (2): Sepatu Hak Tinggi untuk Berkelahi, mengungkapkannya secara bersambung, sejak masa kecilnya hingga sekarang.

Kenapa kursus modelling?

Pada zaman saya masih muda, dunia modelling belum banyak digeluti para gadis. Banyak di antara mereka memandang dunia itu dengan terpesona, tapi tak ada kesempatan atau tak tahu bagaimana cara memasukinya.

Baca Juga : Permaisurinya Diberhentikan Sementara dari DPD RI karena 12 Kali 'Bolos' Sidang Paripurna, Ini Tanggapan Sri Sultan

Saya termasuk yang bisa menggaulinya, walaupun tidak intensif.

Tapi harap diketahui, tidak benar saya pernah jadi peragawati. Sejumlah majalah dan koran pernah menulis saya melenggang di catwalk memperagakan busana. Itu tidak benar.

Yang benar, saya pernah menjadi "peragawati-peragawatian" di kampus Universitas Trisakti. Itu pun cuma sekali, secara amatiran dan seadanya memamerkan busana.

Yang sesungguhnya saya lakukan adalah ikut kursus modelling yang diselenggarakan oleh PAPMI (Persatuan Ahli Perancang Mode Indonesia).

Baca Juga : Tamasya Seru Sambil Mendulang Ilmu di Taman Pintar Yogyakarta

Inisiatif ini datangnya dari Ibu, dengan harapan kursus tersebut bisa mengikis selera saya yang beliau nilai kelaki-lakian.

Dalam bayangan beliau, nantinya saya bisa berubah luwes. Demikian pula dalam berpakaian, saya diharapkan bisa mengenakan kain jarik sendiri.

Entah gara-gara kursus itu atau bukan,  saya sendiri merasa bertambah  luwes. Maksud saya, selera saya menjadi lebih kewanitaan.