Find Us On Social Media :

Gali Lubang untuk Septic Tank, Pekerja Ini Malah 'Bongkar' Kuburan Massal 45 Jenazah Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Lalu

By Intisari Online, Kamis, 20 Desember 2018 | 09:00 WIB

 

Intisari-Online.com - Hingga Rabu (19/12/2018) malam, warga dan pekerja bangunan di Dusun Lamseunong, Kajhu Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, menemukan 45 kantong jenazah korban tsunami di lokasi pembangunan perumahan bersubsidi di gampong tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek mengatakan, 45 jenazah tersebut terdiri dari 25 laki-laki dan 20 perempuan.

Empat di antaranya bisa diidentifikasi dari penemuan SIM dan KTP merah putih yang melekat pada jenazah.

Keempat Jenazah yang teridentifikasi masing-masing bernmaa Mariam Husin (perempuan) beralamat di Ule Jurong Baroh Simpang Tiga, Sigli berdasarkan KTP Merah Putih dan Sri Yunida SH (perempuan) tinggal di Sei Karang berdasarkan SIM.

Baca Juga : Gempa dan Tsunami Palu Bukan Bencana Nasional Seperti Tsunami Aceh, Ini Kata Jusuf Kalla

Lalu Faizal Reza (laki-laki) beralamat di Idi, Aceh Timur berdasarkan KTP dan Burhanuddin (laki-laki) beralamat di Lambada Lhok, Kecamatan Baitusalam.

“Jenazah atas nama Sri Yuniza akan diambil keluarganya,” kata Ahmad Dadek, Rabu (19/12/2018)

Semua jenazah langsung dimakamkan di tanah kuburan milik Gampong Kajhu.

Sebelumnya, Warga Dusun Lamseunong, Gampong Kajhu, Kabupaten Aceh Besar geger dengan ditemukannya puluhan kantong hitam berisikan tulang belulang manusia, Rabu (19/12/2018) pagi.

Baca Juga : Selamat dari Tsunami Aceh 13 Tahun Lalu, Anak Angkat Cristiano Ronaldo Ingin Jadi Polisi

Kantong berisi jasad ini ditemukan tepat di halaman sebuah bangunan rumah bersubsidi yang sedang dibangun oleh sebuah perusahaan pengembang perumahan.

Ketua Pemuda Gampong Kajhu, Samuel (37) mengaku sudah menerima laporan adanya kecurigaan temuan mayat dari sejumlah pekerja sejak Selasa sore.

“Namun belum kita gali lebih dalam, selain waktu sudah malam, kami pun harus berembuk dulu dengan perangkat desa terutama Pak Keuchik (kepala desa) dan para imam desa, untuk menindaklanjuti temuan tersebut,” jelas Samuel.

Awalnya, sebut Samuel, para pekerja akan menggali lubang untuk area septic tank rumah yang dibangun, namun tak sengaja mereka menemukan tumpukan kantong plastik hitam, dan setelah diperiksa berisikan tulang-belulang manusia, bahkan ada yang masih bersisa juga pakaian yang digunakan.

Akhirnya, tambah Samuel, Rabu pagi, para pekerja melanjutkan pengerukan dan ternyata hanya dengan kedalaman kurang dari satu meter, mereka menemukan banyak kantong berisikan tulang belulang jasad manusia, yang diyakini sebagai korban bencana gempa dan tsunami.

“Kami menduga lokasi tempat dibangunnya perumahan bersubsidi ini sebelumnya bisa jadi kuburan massal, namun tidak pernah diketahui oleh warga sekitar, karena memang tidak ada tanda apa pun, selain lahan kosong yang bersemak, dan kemudian dijadikan lokasi pembangunan rumah bersubsidi,” ujar Samuel.

Hingga sore hari, para pekerja dan warga setempat menemukan 30 kantong jenazah dan mengangkatnya ke halaman meunasah setempat. Perangkat desa memutuskan untuk menguburkan kembali semua jenazah di tanah perkuburan gampong setempat.

“Namun sebelumnya kami akan memeriksa kembali kondisi jenazah-jenazah ini, jika ada tanda pengenal yang kami temukan akan kami umumkan, dan jika ada keluarga bisa mengambil jenazah untuk dimakamkan sendiri, atau merelakannya untuk dimakamkan di pemakaman gampong,” ujar Isam, kepala Dusun Lamseunong.

Baca Juga : 13 Tahun Tsunami Aceh: Dua Insinyur Ini Ciptakan Kapsul Keselamatan yang Bisa Menahan Tsunami

Untuk saat ini, perangkat Gampong Kajhu dan perangkat Dusun Lamseunong meminta pekerja pembangunan perumahan untuk menghentikan pekerjaan mereka sesaat hingga semua jenazah benar-benar tuntas ditemukan dan dievakuasi.

Gampong Kajhu adalah salah satu lokasi yang terparah terdampak bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 lalu.

Di Banda Aceh dan Aceh Besar tercatat ada 11 lokasi kuburan massal yang diketahui dengan resmi, sehingga memudahkan warga untuk melakukan ziarah.

Jenazah anak

Sementara itu, salah satu warga, Mariani, bergegas menuju meunasah di gampong (desa) tempat dia tinggal kini.

Dari warga sekitar dia mendengar kabar bahwa di lahan perumahan seberang meunasah telah ditemukan banyak jenazah yang sudah menjadi tulang belulang.

“Mereka bilang itu warga yang meninggal ketika musibah gempa dan tsunami tahun 2004 lalu,” kisah Mariani, sambil terduduk lesu di beranda Meunasah.

Baca Juga : Dari Tsunami Aceh sampai Gempa Haiti, Inilah 7 Bencana Alam Terdahsyat Abad 21