Find Us On Social Media :

Penelitian Membuktikan, Ternyata Produk Organik Justru Lebih Merugikan Bumi, Kok Bisa?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 18 Desember 2018 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com – Sering kali kita ditawarkan untuk lebih menggunakan produk organik demi kesehatan tubuh.

Jika Anda memutuskan memilih bahan organik dengan alasan membantu merawat Bumi, penelitian terbaru justru mengungkap apa yang Anda lakukan sebenarnya jauh lebih berbahaya.

Peneliti Internasional dari Chalmers University of Technology melihat dampak produksi makanan organik dan konvensional terhadap iklim.

Mereka menemukan bahwa tanaman organik menghasilkan panen yang lebih sedikit, terutama karena pupuk kimia tidak digunakan untuk meningkatkan hasil panen itu sendiri.

Baca Juga : Tips Bertani Organik: Sawi-Bayam Jadi Kombinasi yang Menguntungkan, Panen pun Aman

Artinya, kalau produsen tanaman organik ingin menghasilkan panen yang sama dengan produsen konvensional, maka mereka memerlukan lahan lebih banyak.

Perbandingan lahan yang diperlukan untuk memanen tanaman organik dan konvensional dalam jumlah yang sama.

Selain itu, studi ini juga menyimpulkan bahwa makanan organik memiliki dampak lebih besar terhadap iklim dibanding makanan konvensional.

Ini karena emisi karbon dioksida tambahan dari proses deforestasi akibat produksi organik yang kurang efisien.

"Penggunaan lahan yang lebih besar untuk produksi organik secara tidak langsung mengarah pada emisi karbon dioksida yang tinggi, akibat deforestasi," ujar Stefan Wirsenius dilansir IFL Science, Jumat (14/12/2018).

"Produksi pangan dunia diatur oleh perdagangan Internasional. Jadi apa yang kita tanam di Swedia memengaruhi deforestasi daerah tropis."

"Jika kita menggunakan lebih banyak lahan untuk jumlah panen yang sama, kita berkontribusi secara tidak langsung terhadap deforestasi di tempat lain di dunia," imbuh dia.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature menemukan bahwa kacang polong organik yang dibudidayakan di Swedia memiliki dampak 50 persen lebih besar terhadap iklim, dibanding kacang polong yang ditanam dengan metode konvensional.