Find Us On Social Media :

Tak Sekadar Cantik, Bunga Tabebuya yang Bikin Kota Surabaya jadi 'Romantis' Juga Bermanfaat untuk Penderita AIDS

By Ade Sulaeman, Rabu, 28 November 2018 | 10:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Pohon tabebuya atau tabebuia yang tengah 'menyulap' jalan-jalan protokol di Kota Surabaya seperti jalanan di Jepang.

Dengan bunga mirip Sakura, tabebuya yang mekar tepat di musim hujan ini terlihat rindang dan cantik.

Tak ayal, pohon yang ditanam oleh Pemerintah Kota Surabaya atas ide dari Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, itu pun viral di media sosial.

Ini unik. Saat (cuaca) mendung, Surabaya jadi (terlihat) romantis," tutup Fikser, seperti dilansir dari kompas.com.

Baca Juga : Memotret Sosok-Sosok Inspiratif di Pantura (2): Ayo, Ubah Stigma Terhadap Penderita HIV/AIDS

Namun, tahukah Anda, bahwa pohon tabebuya tak sekadar cantik, namun juga memiliki banyak manfaat kesehatan.

Pohon berbunga merah muda yang indah ini memiliki beberapa nama, ada yang menyebutnya Pink Trumpet Tree, atau Pohon Ungu Trumpet, tergantung pada warna.

Tabebuia impetiginosa adalah nama lain untuk tanaman berbunga dari keluarga Bignoniaceae ini.

Baca Juga : Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar Meningkat Tajam: 15 Orang per Hari, Kebanyakan Ibu Rumah Tangga!

Pohon Tabebuia bermekaran dengan indah. Bunga berukuran dari 3 hingga 11 cm mekar dengan padat.

Warna bunga beragam, mulai dari putih, merah muda, kuning, lavender, ungu hingga merah.

Kulit bagian dalam dari beberapa spesies ini memiliki sifat obat yang hampir tidak bisa dipercaya.

Kulit tabebuia impetiginosa bisa dibuat menjadi teh yang disebut Lapacho atau "tahibo."

Rasanya pahit sangat pahit sehingga kebanyakan baru bisa dikonsumsi setelah diekstrak menjadi pil atau cairan.

Kulit Lapacho digunakan untuk mengatasi flu saat musim dingin, juga untuk meringankan batuk para perokok.

Lapacho memainkan peran penting dalam pengobatan tradisional banyak masyarakat adat di Amerika Selatan.

Pada 1980, Lapacho disebut-sebut memiliki "kandungan yang hampir tidak bisa dipercaya" karena dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker dan AIDS.

Baca Juga : Film Bohemian Rhapsody: Perang Freddie Mercury Melawan HIV/AIDS dan Tekadnya untuk Terus Berkarya Hingga Akhir Hidupnya

Hanya saja, ada kandungan aktif utama dalam Lapacho yang ditolak karena toksisitas, yaitu lapachol.

Zat ini dapat menyebabkan kematian pada manusia pada jumlah tertentu hingga menimbulkan efek terapeutik.

Selain itu, sifat antibiotik dan disinfektan yang kuat dari lapachola memungkinkan penggunaannya berhasil dalam kasus-kasus khusus.

Misalnya saja para pria di India menggunakan teh Lapacho, serta dari spesies lain dari Tabebuia, untuk mengobati penyakit akut.

Mereka menggunakannya sebagai ekspektoran antimikroba dan disinfektan, melawan pneumonia Pneumocystis pada pasien AIDS.

Baca Juga : Meski Hidup Pas-pasan dengan Bekerja sebagai Tukang Parkir, Puger dan Yunus Rela Merawat Anak-anak dengan HIV/AIDS