Penulis
Intisari-Online.com -Pohon tabebuya atau tabebuia yang tengah 'menyulap' jalan-jalan protokol di Kota Surabaya seperti jalanan di Jepang.
Dengan bunga mirip Sakura, tabebuya yang mekar tepat di musim hujan ini terlihat rindang dan cantik.
Tak ayal, pohon yang ditanam olehPemerintah Kota Surabaya atas ide dari Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya,itu punviraldi media sosial.
Ini unik. Saat (cuaca) mendung, Surabaya jadi (terlihat) romantis," tutup Fikser, seperti dilansir darikompas.com.
Baca Juga : Memotret Sosok-Sosok Inspiratif di Pantura (2): Ayo, Ubah Stigma Terhadap Penderita HIV/AIDS
Namun, tahukah Anda, bahwa pohon tabebuya tak sekadar cantik, namun juga memiliki banyak manfaat kesehatan.
Pohon berbunga merah muda yang indah ini memiliki beberapa nama, ada yang menyebutnya Pink Trumpet Tree, atau Pohon Ungu Trumpet, tergantung pada warna.
Tabebuia impetiginosa adalah nama lain untuk tanaman berbunga dari keluarga Bignoniaceae ini.
Baca Juga : Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar Meningkat Tajam: 15 Orang per Hari, Kebanyakan Ibu Rumah Tangga!
Pohon Tabebuia bermekaran dengan indah. Bunga berukuran dari 3 hingga 11 cm mekar dengan padat.
Warna bunga beragam, mulai dari putih, merah muda, kuning, lavender, ungu hingga merah.
Kulit bagian dalam dari beberapa spesies ini memiliki sifat obat yang hampir tidak bisa dipercaya.
Kulit tabebuia impetiginosa bisadibuat menjadi teh yang disebutLapacho atau "tahibo."
Rasanya pahitsangat pahit sehingga kebanyakan baru bisa dikonsumsi setelah diekstrakmenjadi pil atau cairan.
Kulit Lapacho digunakan untuk mengatasi flusaat musim dingin, juga untuk meringankan batuk para perokok.
Lapacho memainkan peran penting dalam pengobatan tradisional banyak masyarakat adat di Amerika Selatan.
Pada 1980, Lapacho disebut-sebut memiliki "kandungan yang hampir tidak bisa dipercaya" karena dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker dan AIDS.
Hanya saja, ada kandungan aktif utama dalam Lapacho yang ditolak karena toksisitas, yaitulapachol.
Zat ini dapat menyebabkan kematian pada manusia pada jumlahtertentu hingga menimbulkanefek terapeutik.
Selain itu, sifat antibiotik dan disinfektan yang kuat dari lapachola memungkinkan penggunaannya berhasil dalam kasus-kasus khusus.
Misalnya saja parapria di India menggunakan teh Lapacho, serta dari spesies lain dari Tabebuia, untuk mengobati penyakit akut.
Mereka menggunakannya sebagai ekspektoran antimikroba dan disinfektan, melawan pneumonia Pneumocystis pada pasien AIDS.