Find Us On Social Media :

Gisel Gugat Cerai Gading: Perceraian Orangtua Akan Berdampak pada Hubungan Cinta Anak di Masa Depan

By Mentari DP, Rabu, 21 November 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com – Berita mengejutkan datang dari pasangan selebritas Indonesia, Gisella Anastasia dan Gading Marten.

Pada hari ini, Rabu (21/11/2018) dilaporkan Gisel menggugat cerai Gading.

Dilansir dari kompas.com pada Rabu pagi, gugatan tersebut bahkan sudah diakui oleh pihak PN Jakarta Selatan dengan nomor perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (908/Pdt.G/2018/PN JKT/SEL).

Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi mengenai alasan Gisel menggugat cerai Gading.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Simak 5 Tips Ini Agar Anak Tak Jadi Korban saat Orangtuanya Bercerai

Dengan berita ini, maka bertambahlah pasangan selebritas Indonesia yang bercerai.

Seperti yang kita tahu, pasangan yang menikah di Bali pada 14 September 2013 lalu jauh dari gosip dan selalu terlihat mesra.

Belum lagi, mereka dikarunia anak perempuan yang lucu, bernama Gempita Nora Marten.

Tidak heran banyak masyarakat yang kaget dengan berita ini dan merasa sedih dengan Gempi, panggilan akrab Gempita.

Kesedihan mereka bukannya tanpa alasan. Selama ini, sudah banyak studi yang mengungkapkan bahwa anak adalah korban terbesar dari perceraian orangtuanya.

Contoh sebuah studi tahun 2012 yang pernah dilansir dari kompas.com menunjukkan anak yang dibesarkan oleh orangtua bercerai, merasakan dampak perceraian hingga ia dewasa.

Menurut Nancy Pina, relationship coach, saat dewasa, seseorang yang memiliki pengalaman pahit dari perceraian orangtuanya memiliki empat kecenderungan perilaku ini terkait hubungan berpasangan.

1. Tidak mau menikah

Perceraian orangtua memberikan pengalaman traumatik yang membuat seseorang menghindari komitmen, karena takut mengalami masalah yang sama dengan orangtuanya.

Penolakan terhadap perceraian membuat ia menghindari komitmen dalam hubungan berpasangan.

Rasa khawatir terhadap pernikahan ini takkan hilang sama dengan ketakutannya terhadap perceraian yang akan selalu ada selama penolakan terus terjadi.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: 7 Tipe Suami yang Bikin Istri Ingin Bercerai

2. Tidak percaya cinta

Sikap lainnya adalah individu ini menerima dan mau berkomitmen dalam hubungan atau menikah, namun baginya hubungan pasangan menikah bisa terjadi karena ketertarikan fisik semata, tanpa cinta.

Sementara, cinta tidak muncul dengan sendirinya, melainkan membutuhkan upaya dari kedua belah pihak untuk membangun hubungan yang solid, saling percaya, saling menghargai dan memiliki cinta sejati.

3. Mensabotase hubungan

Tanpa sadar, pribadi yang tumbuh dengan latar belakang orangtua bercerai, akan menunggu sesuatu yang buruk terjadi dalam hubungannya dengan pasangan.

Pada awalnya, ia menemukan cinta dan memulai hubungan berpasangan, dan berpotensi untuk melanjutkan hubungan jangka panjang yang lebih serius.

Namun di tengah jalan, ia menyabotase hubungan ini, dengan menunggu dan meyakini bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap hubungannya.

Pribadi seperti ini juga cenderung menganggap semua pria akan berselingkuh, sebuah anggapan yang muncul karena perceraian orangtuanya di masa lalu.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ternyata Istri yang Menggugat Cerai Juga Bisa Mendapat Harta, Asal...

4. Cinta yang tak realistis

Anak yang memiliki orangtua bercerai, saat dewasa juga bisa menemukan cinta dan menjalin hubungan berpasangan.

Namun, ada kecenderungan, pribadi ini akan memproteksi dirinya, mencintai pasangannya apa pun yang terjadi bagaimana pun ia diperlakukan oleh pasangannya.

Ketakutan akan kesendirian, ditinggalkan, seperti yang dialaminya saat orangtuanya bercerai dulu, memengaruhi pandangannya akan cinta saat ia dewasa.

Apalagi jika ia menyaksikan sendiri bagaimana sang ibu berjuang keras secara emosional dan finansial pasca perceraian.

Pengalaman di masa lalu ini yang membuatnya menjaga hubungan berpasangan, untuk menghindari perceraian.

Bagaimana pun pasangan memperlakukannya, ia akan menerima, demi tetap bersama.

"Untuk memiliki emosi yang sehat dalam hubungan, perasaan khawatir dan anggapan seperti ini harus dihilangkan."

"Pengalaman emosional yang buruk dampak perceraian orangtua bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih indah jika Anda tak lagi memandang cinta sebagai suatu beban juga berhenti memunculkan kemungkinan buruk ke depannya dalam hubungan," jelasnya.

Pina mengatakan, setiap orang punya kekuatan dan kemampuan dalam dirinya untuk menciptakan atau menentukan konsep cinta seperti apa yang diinginkan.

Namun langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun hubungan yang sehat mengarah pada pernikahan yang penuh cinta, langgeng, dan saling melengkapi.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading, Ini 8 Alasan Istri Memilih Ceraikan Suaminya