Find Us On Social Media :

Kementan Dorong Ekspor Lidah Mertua yang Bernilai Miliaran per Tahun, Inilah 12 Manfaat Lidah Mertua

By Adrie Saputra, Sabtu, 17 November 2018 | 18:20 WIB

Harga per rangkai bervariasi, mulai Rp 15.000 sampai Rp 150.000.

"Bambu Suji kami ekspor ke Korea, Singapore, Malaysia dan Australia, bahkan Amerika. Dari tahun ke tahun trennya terus meningkat. Kalau Lidah Mertua diekspor ke Korea dan Singapore," kata Tarempa.

Menurut dia, tingginya permintaan ekspor Bambu Suji karena telah bergesernya pemanfaatan.

Dulu, menurut Tarempa, kebutuhannya bersifat musiman, yakni untuk tahun baru Korea.

Sekarang, tren itu sudah bergeser sebagai tanaman hias untuk dekorasi rumah dan permintaanya sangat tinggi.

"Permintaan dari Belanda pun belum bisa dipenuhi. Ini bisnis di sektor pertanian yang sangat menguntungkan dan nyata meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Tarempa.

Lebih lanjut Tarempa menjelaskan, ekspor Bambu Suji rata-rata dua kontainer per minggu.

Nilainya Rp 600 juta sehingga per tahunya mencapai Rp 32 miliar.

Adapun Lidah Mertua diekspor dua kali per bulan dengan nilai ekspor Rp 3 miliar per tahun.

Baca Juga : Fahmi Bo Terserang Stroke: Meski Sering Dianggap Gulma, Tanaman Liar Krokot Ternyata Ampuh Obati Stroke

"Coba kalau seratus perusahaan tanaman hias seperti ini, kita bisa penuhi permintaan ke banyak negara."

"Volume ekspor naik, pertumbuhan ekonomi kita makin membaik, negara kita semakin hebat di mata negara-negara lain," ucap Tarempa.

Tarempa mengaku mengapresiasi upaya pemerintah yang mau mendorong budidaya tanaman hias.

Dia berterima kasih atas pelayanan Kementan yang mempermudah izin ekspor tersebut.

"Dulu butuh lama, sekarang dengan sistem online menjadi cepat dan gratis. Kami yakin, jika usaha ini semakin luas, perekonomian masyarakat pedesaan semakin maju," sambungnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Sukabumi, Deden menuturkan pemerintah daerah mendukung penuh upaya Kementan guna memperluas budidaya tanaman hias.

"Kami siap bekerja sama dengan pihak pengembang, baik tanaman bambu suji maupun Lidah Mertua."

"Pembinaan petani untuk terjun ke budidaya tanaman ini kita akan perbanyak lagi, sehingga bahan baku untuk industri bisa dipenuhi," ujarnya.

Data BPS menyebutkan ekspor pertanian pada 2017 mencapai Rp 442 triliun atau naik 24 persen dibanding 2016 sehingga berdampak pada surplusnya neraca perdagangan pertanian 2017 yang sebesar Rp 214 triliun.

Sementara itu, nilai ekspor komoditas hortikultura segar pada Januari sampai Juli 2018 mencapai Rp 1,22 triliun atau naik sebesar 60,5 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya, yakni hanya Rp 0,76 triliun.

Baca Juga : Bagaimana Menghasilkan Merahnya Lipstik Para Wanita Tanpa Tanaman?