Penulis
Intisari-Online.com- Putra pemilik peternakan di Queensland, Australia, Derek Shirley, terkejut ketika dia datang mensurvei dampak dari badai petir.
Enam sapi miliknya, termasuk dua yang masih anak-anak, sudah menjadi bangkai di samping pagar kawat.
Dilihat dari kaki mereka yang kaku di udara, tampaknya keenam sapi sudah cukup lama mati berdiri dan menggembung, sebelum akhirnya terguling.
Shirley dan para pakar menduga kuat bahwa pembunuh keenam sapi adalah sambaran petir semalam sebelumnya.
Baca Juga:(Foto) Usai Menyantap Induknya, Singa Ini Lakukan Hal Tak Terduga pada Seekor Bayi Kera
Baca Juga:(Video) Tak Terjatuh! Ular Hitam Ini Meliuk-liuk dengan Gaya Aneh
Pasalnya, kematian hewan secara massal akibat petir bukan hal baru, seperti pada Agustus 2016 ketika sambaran petir di Norwegia membunuh 323 rusa dalam sekejap.
“Tidak aneh untuk melihat hewan ternak atau hewan lain seperti rusa mati karena tersetrum,” ujar pakar keamanan petir dari National oceanic and Atmospheric Administration John Jensenius, seperti dilansir dari Verge, Jumat (9/3/2018).
Keenam sapi diduga mati akibat aliran listrik yang melalui pagar kawat.
Dalam situs National Weather Service AS, dijelaskan bahwa walaupun logam sendiri tidak menarik petir, tetapi logam cukup konduktif untuk menghantarkannya.
“Baik di dalam atau di luar, semua orang yang menyentuh segala hal dengan kawat, pipa, atau permukaan berbahan logam yang terhubung keluar berisiko tersetrum,” tulis situs tersebut.
Namun, Jensesius juga menjelaskan bahwa dalam kebanyakan kasus, hewan tidak mati karena tersambar petir secara langsung, melainkan karena aliran petir di dalam tanah.
Bila menyambar pohon, misalnya, energi dari petir bisa beradiasi melalui tanah, melewati satu kaki rusa dan turun lewat kaki lainnya.
Perjalanan melalui tubuh ini bisa menghentikan kerja jantung dan membuat hewan mati berdiri.
Kemungkinan ini semakin besar jika jarak yang harus dilalui energi dalam tubuh lebih jauh.
Oleh karena itu, hewan besar seperti sapi dan rusa sangat berisiko mati karena tersetrum radiasi energi petir.
Selain hewan, manusia juga menjadi korban keganasan petir, walaupun jumlahnya terus menurun.
Jenesius berkata bahwa pada 1930-1940-an, sekitar 300 hingga 400 orang di AS meninggal setiap tahunnya karena petir.
Jumlah ini telah turun menjadi 35 orang per tahun.
Namun melihat kematian enam sapi di Australia, Jenesius berkata bahwa kita harus selalu mengingat keganasan petir dan menghindari segala hal yang konduktif ketika sedang badai petir. (Shierine Wangsa Wibawa)
Baca Juga:Ketika 2 Polwan Menyamar Jadi PSK di Bali: Belum Sampai Disuruh Melayani Tamu
(Artikel ini sudahtayang di kompas.comdengan judul "Apa Kehebatan Petir Sampai Bisa Membuat 6 Sapi Mati Berdiri?")