Kalau Pesawat Disambar Petir di Udara

K. Tatik Wardayati

Editor

Kalau Pesawat Disambar Petir di Udara
Kalau Pesawat Disambar Petir di Udara

Intisari-Online.com – Kita tahu, bahwa awan mengandung muatan listrik, apalagi awan di sekitar daerah badai. Seandainya dapat melihat arus listrik, maka muatan-muatan listrik tampak seperti air terjun. Bagaimana kalau pesawat disambar petir di udara?

Kalau sebuah pesawat terbang melalui medan listrik ini, muatan listrik akan disergap. Sesuatu akan terjadi bila pesawat tak dapat menampung muatan-muatan listrik ini. Pertama-tama pesawat seolah-olah bersinar biru seperti cahaya lampu neon disebut “api St. Elmo”. Saat yang sama terjadi getaran-getaran ringan di pesawat ini, akibat dari usaha muatan-muatan listrik mencari jalan keluar.

Peristiwa ini akan tampak di sekitar ujung baling-baling, bagian tajam dari sayap, ujung kaca seperti akan membelahnya. Dari kokpit penerbang kelihatan seperti miniatur kilat. Keadaan ini memberikan pengaruh pada penerimaan gelombang radio, hubungan dengan stasiun di tanah kurang jelas.

Kalau keadaan ini makin buruk, yaitu kilatan-kilatan di depan kaca makin besar, maka puncak ketegangan ini tersemburlah sinar yang terang benderang diiringi bunyi letusan. Apa yang terjadi? Pesawat melepaskan muatan listriknya yang jenuh ke sebuah awan dalam bentuk petir. Pada umumnya, kerusakan satu-satunya hanyalah luka terbakar pada ujung sayap atau ekor sebesar mata uang logam. Bensin udara tak akan terbakar dalam kejadian ini.

Logam khusus mengelilingi tangki, dan muatan listrik hanya lewat saja di atasnya tanpa mengirimkan loncatan api. Apalagi udara dalam tangki tidak cukup mencapai campuran peledak.

Tapi tidak usah dikhawatirkan karena peramal-peramal cuaca di darat akan memberikan keterangan cuaca sebelum dan selama penerbangan termasuk daerah yang dilanda cuaca buruk. Dengan sendirinya penerbang menghindari daerah tersebut.

Jika langit tertutup lapisan awan yang intensif dan thunderstorm bersembunyi di dalamnya, sedang penerbang tidak tahu pasti di mana letaknya, maka penghindaran adalah jalan yang paling baik. Kecuali, pesawat yang dilengkapi radar.

Campuran massa sebuah awan, adalah sel-sel yang berbeda-beda ukurannya. Dalam radar terlihat seperti gumpalan kapas dengan titik hitam di tengahnya. Di situlah daerah yang berbahaya. Dengan perhitungan yang cermat berdasarkan data-data dalam radar dapat kita belok ke kanan atau ke kiri untuk menghindarinya. (sebagian dari tulisan S. Hadisantosa – Intisari Juli 1971)