Find Us On Social Media :

Bukan dari Beton atau Baja, Suku Ini Buat Jembatan dari Akar Pohon, Tapi Diklaim Mampu Menahan Banjir Bandang

By Mentari DP, Minggu, 18 Maret 2018 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com - Selama musim hujan, di timur laut India, air hujan menyembur dari lembah hujan dan jurang-jurang yang dalam di Meghalaya.

Dataran tinggi antara Assam dan Bangladesh ini merupakan salah satu wilayah terbasah di Bumi, di mana suku Khasi juga tinggal di sana.

Suku ini dikenal memiliki hubungan yang intim dengan hutan.

Contoh, jauh sebelum tersedia bahan bangunan yang modern, orang-orang Khasi menggunakan cara cerdik untuk melintasi jalur air yang penuh gejolak dan mengisolasi desa.

(Baca juga: Eshima Ohashi, Jembatan Paling Mengerikan di Jepang, Bisa Bikin Orang yang Menyeberanginya Senam Jantung)

(Baca juga: Jembatan Ini Mirip Roller Coster, Bisa Bikin Pengendara Senam Jantung)

Mereka menggunakan jembatan akar hidup – yang dikenal dengan jing kieng jri.

Batang pohon ditanam di setiap sisi tepi sungai untuk membuat fondasi yang kokoh.

Selama 15 hingga 30 tahun, orang-orang Khasi menyaksikan bagaimana akar Ficus elastica perlahan-lahan melintasi perancah bambu sementara untuk menghubungkan celah yang tersisa.

Kombinasi kelembapan dan pijakan kaki warga yang melewati jembatan tersebut, membantu memadatkan tanah dari waktu ke waktu. Jeratan akarnya pun semakin tebal dan kuat.

Jembatan yang membentang sekitar 15 hingga 250 kaki di atas sungai dan jurang ini mampu menahan beban yang cukup banyak, yaitu 35 orang sekaligus.

Tidak seperti jembatan modern yang menggunakan beton dan baja, struktur akar hidup ini menjadi lebih kuat seiring bertambahnya usia.

(Baca juga: Indah Sekaligus Mengerikan! 7 Jembatan Paling Seram di Dunia Ini Bikin Merinding!)

Jembatan ini mampu bertahan berabad-abad. Bahkan jembatan tersebut mampu menahan banjir bandang dan badai yang sering terjadi di daerah tersebut.

Tradisi asli di Meghalaya ini tidak diketahui kapan dimulai, namun catatan tertulis pertamanya ditemukan lebih dari seratus tahun yang lalu.  

Di luar hutan suci mereka, penghormatan suku Khasi terhadap alam meliputi kehidupan sehari-hari.

Sama seperti desa-desa di Meghalaya, Mawlynnong tidak memiliki infrastruktur sanitasi yang formal. Setiap orang dipercaya untuk menjaga lingkungan.

Sampah-sampah dikumpulkan pada wadah bambu yang terletak di seluruh desa.

Nantinya, itu akan didaur ulang sebagai pupuk yang digunakan untuk pertanian. Plastik-plastik dipulihkan dan penduduk desa menyapu jalanan serta ruang publik setiap hari.

Memiliki nama “Taman Tuhan”, Mawlynnong dikenal sebagai desa terbersih di India. Julukan itu menarik para turis untuk mengunjunginya dan meningkatkan ekonomi lokal.

(Baca juga: Bukan Sembarang Jembatan, Inilah 3 Jembatan Air Paling Mengesankan di Dunia)

(Artikel ini sudah tayang di nationalgeographic.co.id dengan judul “Foto-foto Menakjubkan Dari Jembatan Akar Hidup di India”)