Penulis
Intisari-Online.com – Tono, seorang insinyur muda sebuah perusahaan nasional, ditugaskan mendalami ilmu sekaligus praktik di sebuah instalasi listrik terkenal di Prancis.
Tugas dinas selama dua tahun itu diterima karena Tono mengharapkan dengan itu bisa mengumpulkan uang banyak.
Maklum, bersama dengan kekasihnya Nani, yang setia menunggu di Jakarta, pasangan muda ini sepakat akan menikah dalam waktu dekat.
Selama berpisah komunikasi antarpasangan ini terus berlangsung, baik melalui telepon maupun lewat surat.
(Baca juga: Terungkap, Inilah Fakta Sebenarnya Tentang Kesetiaan Penguin Kaisar Jantan)
Namun, karena terbawa intuisinya sebagai wanita, terkadang Nani was-was juga kalau sang kekasih kecantol cewek bule yang terkenal agresif.
Beberapa waktu kemudian, sang insinyur menerima kiriman paket dari kekasihnya, berisi selembar surat dan sebuah harmonika.
“Saya kirim harmonika agar kamu setiap saat belajar memainkan. Saya harap dengan cara ini kamu bisa menepis godaan cewek sini.”
Tono pun menjawab, “Terima kasih atas kirimannya. Kini setiap malam saya berlatih memainkannya dan hanya berpikir tentang kamu.
Dua tahun berlalu, kini tiba saatnya Tono harus pulang. Begitu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, segera ia meluncur ke rumah sang kekasih yang sudah menunggu.
Tak sabar lagi ia segera menghambur untuk memeluk dan mencium Nani. Tapi tiba-tiba Nani berteriak, “Eeit… tunggu! Sebelumnya saya akan mendengarkan dulu bagaimana pintarnya kamu memainkan harmonika.”
Kesetiaan itu seperti sebuah anak panah yang ditembakkan dari busur. Kecepatannya tergantung pada kekuatan yang menarik tali busurnya.
Begitulah kata orang bijak. (*/Djs – Intisari Maret 1999)
(Baca juga: Tidak Kalah Dari Hachiko, Kesetiaan Anjing Ini Kepada Pemiliknya Sungguh Menguras Air Mata)