Penulis
Intisari-Online.com – Saat ini, kita tahu diabetes terbaik menjadi dua tipe. Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Namun seorang periset asal Skandinavia telah mengusulkan pengklasifikasian diabetes sebagai lima jenis penyakit, bukan dua jenis saja, menurut sebuah studi baru.
Tapia pa saja lima jenis penyakit diabetes ini dan mengapa para peneliti membuat keputusan ini?
Mengalami diabetes berarti kadar gula darah (glukosa) seseorang terlalu tinggi.
(Baca juga:Menurut Studi, Makan 4 Butir Telur dalam Seminggu Ampuh Kurangi Risiko Diabetes)
(Baca juga:Hati-hati! Inilah 9 Gejala Awal Diabetes, Salah Satunya Terlalu Sering Buang Air Kecil)
Diabetes adalah penyakit yang semakin umum. Sebab menurut Centers for Disease Control and Prevention sekitar 30 juta orang di Amerika Serikat menderita diabetes.
Pada orang dengan diabetes tipe 1, yang paling sering muncul di masa kanak-kanak, tubuh tidak dapat membuat insulin.
Insulin adalah hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel. Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di pankreas yang membuat insulin.
Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak membuat atau menggunakan insulin dengan baik.
Seringkali, kondisi ini dimulai dengan resistensi insulin, yang berarti sel tidak merespons insulin, meski tubuh masih membuat hormon.
Kondisi ini sering terjadi pada orang dewasa atau orang dewasa yang lebih tua dan dianggap terkait dengan faktor gaya hidup dan obesitas.
Namun dalam studi baru, yang dipublikasikan pada 1 Maret 2018 di jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinologyl, para periset menemukan bahwa pasien diabetes di Swedia dan Finlandia terbagi dalam lima jenis.
Salah satu jenis itu serupa dengan diabetes tipe 1, sementara empat cluster lainnya adalah "subtipe" dari tipe 2.
Tiga dari jenis tersebut dianggap sebagai bentuk penyakit yang parah, sementara dua jenis lainnya dianggap ringan.
Dr. Kathleen Wyne, seorang ahli endokrinologi di The Ohio State University Wexner Medical Center, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, mengatakan bahwa klasifikasi baru ini bisa sangat bermanfaat.
(Baca juga:Konsumsi Minuman 'Ajaib' Ini Setiap Hari dan Rasakan, Diabetes Anda akan Hilang Selamanya)
Namun ia menyarankan agar para periset tidak menyingkirkan diagnose diabetes tipe 1 dan tipe 2. Sebaliknya, mereka menyarankan bahwa ada subtipe.
"Ini tidak mengubah diagnosis atau terminologi untuk diagnosis," kata Wyne dilansir livescience.com.
"Ini hanya menyediakan cara untuk mengklasifikasikan dalam diagnosis tipe 1 dan tipe 2.”
Lima jenis penyakit diabetes:
Cluster 1: Disebut "diabetes autoimun berat", bentuk ini mirip dengan diabetes tipe 1.
Orang-orang di kelompok ini relatif muda ketika mereka didiagnosis dan mereka tidak kelebihan berat badan. Mereka memiliki sistem kekebalan (autoimun) yang mencegah mereka memproduksi inulin.
Cluster 2: Disebut "diabetes defisiensi insulin berat", bentuk ini mirip dengan cluster 1, di mana orang yang relatif muda saat didiagnosis dan tidak kelebihan berat badan.
Mereka juga tidak memproduksi banyak insulin. Tapi yang terpenting, sistem kekebalan tubuh mereka bukanlah penyebab penyakit mereka.
Orang-orang dalam kelompok ini "seperti diabetes tipe 1", tetapi mereka tidak memiliki "autoantibodi" yang mengindikasikan tipe 1, kata Wyne.
Periset tidak yakin mengapa hal ini terjadi, namun orang dalam kelompok ini mungkin memiliki kekurangan pada sel yang memproduksi insulin.
(Baca juga:Hanya dengan Ramuan Daun Bawang Setiap Hari, Kita Bisa Katakan 'Selamat Tinggal Diabetes!')
Cluster 3: Disebut "diabetes dengan ketahanan insulin yang parah”.
Bentuk ini terjadi pada orang-orang yang kelebihan berat badan dan memiliki resistensi insulin tinggi, yang berarti tubuh mereka membuat insulin.
Namun sel mereka tidak meresponsnya.
Cluster 4: Disebut "diabetes dengan obesitas ringan", bentuk ini terjadi pada orang-orang yang memiliki bentuk penyakit yang lebih ringan, tanpa banyak masalah metabolik seperti pada jenis 3, dan mereka cenderung mengalami obesitas.
Cluster 5: Disebut "diabetes dengan usia ringan", bentuk ini serupa dengan cluster 4.
Namun orang-orangnya lebih tua pada usia diagnosisnya. Ini adalah bentuk diabetes yang paling umum, yang mempengaruhi sekitar 40 persen orang dalam penelitian ini.
Orang-orang di cluster 3 memiliki risiko penyakit ginjal paling tinggi, komplikasi diabetes.
Sementara orang-orang di cluster 2 memiliki risiko retinopati (kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa pendarahan) tertinggi, komplikasi diabetes lainnya yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Kata periset, cluster 2 dan 3 adalah bentuk diabetes yang parah yang "bertopeng diabetes tipe 2”.
Orang-orang dalam kelompok ini mungkin mendapat manfaat dari perawatan agresif untuk mencegah komplikasi diabetes, tambah periset.
(Baca juga:7 Makanan yang Harus di Makan Penderita Diabetes Setiap Hari. Tenang, Semua Makanannya Mudah Didapat Kok)
Memperbaiki diagnosa
Menyadari subtipe diabetes, seperti yang disarankan oleh Wyne, mungkin mengubah cara dokter meresepkan obat untuk diabetes.
"Saat ini, algoritma untuk mengobati diabetes tipe 2 cocok untuk semua," kata Wyne.
Pasien sering diawali dengan obat yang disebut metformin dan obat lain ditambahkan jika tidak bekerja.
Tetapi mengenali subtipe mungkin membantu dokter secara lebih spesifik memilih obat pertama, kedua, atau ketiga untuk pasien mereka.
Para periset mencatat bahwa penelitian mereka tidak dapat memastikan apakah kelima jenis diabetes tersebut memiliki penyebab yang berbeda atau apakah klasifikasi orang dapat berubah seiring berjalannya waktu.
Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan bisa menjawab pertanyaan di atas dan menyempurnakannya.
(Baca juga:Kabar Baik Buat Penderita Diabetes Tipe 2, Inilah Cara yang Bisa Dicoba Untuk Turunkan Berat Badan)