Find Us On Social Media :

Bukan Ukuran Organ Vital dan Teknik Berhubungan Seks, Orgasme Itu Tergantung Anatomi

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 3 Maret 2018 | 19:00 WIB
Ilmuwan menemukan reaksi refleks berakar pada dua cabang. Di satu cabang adalah sisi psikologis. Ini terjadi ketika pria menonton pornografi atau terstimulasi secara visual. Di cabang lain, lebih ke stimulasi penis.

"Dari dua hal tersebut, yang paling sering gagal adalah psikologis," kata Siegel.

Cedera tulang belakang dapat mempengaruhi reaksi reflek sehingga membuat pria sulit menerima sinyal yang membuat mereka mengalami orgasme.

Sama halnya, masalah psikologis di otak seperti depresi membuat reflek lebih sulit untuk terjadi.

Oleh karena itu, pria yang mengalami masalah ereksi, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mencari tahu apakah mereka mengalami masalah psikologis atau fisik. Demikian saran para peneliti.

Studi yang diterbitkan di jurnal Clinical Anatomy juga menemukan bahwa bagi wanita, pengalaman orgasme jauh lebih rumit.

(Baca juga: Wanita Bisa Orgasme 8 Kali dalam Sekali Hubungan Seks, Begini Penjelasannya)

Studi sebelumnya meneliti di bawah mikroskop dinding vaginal untuk melihat adakah posisi seragam saraf-saraf tertentu. Tetapi hasilnya ternyata 'tidak konsisten'.

Siegel mengatakan,"Hal yang lebih konsisten bahwa klitoris selama berhubungan seks cenderung berpindah ke atas menuju dinding vagina."

Semakin dekat klitoris dekat dinding vagina selama berhubungan, semakin dekat wanita mencapai orgasme.

Periset mencatat MRI pasangan-pasangan selama berhubungan seks dalam sebuah penelitian di Eropa.

Studi ini menemukan empat posisi seks berbeda dapat menstimulasi dinding vagina dengan cara berbeda pula.

Misalnya, posisi doggy style tidak ditemukan menstimulasi dinding vagina sebanyak posisi missionary atau cowgirl. Sudut paling ideal untuk stimulasi dinding vagina adalah 30 hingga 45 derajat.

"Bila seorang wanita mencoba mencapai orgasme, tampaknya akan lebih sukses jika dinding vagina depan lebih distimulasi," kata Dr Siegel.

Studi ini tidak menggali terapi potensial untuk perbedaan anatomi ini. Tetapi riset ini mencari komponen berbeda yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk orgasme.

(Baca juga: Ingin Istri Rasakan Orgasme Tak Terlupakan? Ini Empat Langkah yang Mesti Dilalui)

"Hal ini memberi gambaran lebih akurat mengapa sejumlah orang tidak menikmati seks seperti yang diinginkan," imbuhnya.

"Jika kita mulai mengidentifikasi alasan-alasan mengapa orang tak mendapat orgasme, hal itu memberi pasien sedikit harapan. Bila mereka berkonsultasi ke dokter, mereka dapat didiagnosa dan mendapat pertolongan," tegasnya.