Penulis
Intisari-Online.com - Seorang tentara Angkatan Darat berusia 20 tahun, Pte Benton, ditemukan tewas di barak Depcuut, Surrey, Inggris.
Sebelumnya,sepanjang kepulangannya ke rumah pada akhir Mei 1995 dia tampak berbeda dan tidak ingin menceritakan apa-apa kepada ibunya.
Saat orangtuanya membawanya kembali ke pangkalan Angkatan Daratnya, dia menangis.
Beberapa hari kemudian Pte Benton ditemukan tewas dengan lima luka tembak di dadanya.
Kematiannya adalah yang pertama dari empat orang rekrutan muda di Deepcut antara tahun 1995 dan 2002 di tengah tuduhan intimidasi dan budaya pelecehan yang terjadi di sana.
Kematian Pte Benton juga merupakan awal dari tahun-tahun kesepian oleh keluarganya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Dilansir dari Dailymail.co.uk pada Rabu(21/02), pemeriksaan yang baru diketahui mengungkap Pte Benton melepaskan dua tembakan ke kopral sebelum menembak dirinya sendiri.
Pemeriksaan juga mengungkap Pte Benton telah menulis sebuah catatan kepada Sgt Andrew Gavaghan di mana dia meminta maaf atas apa yang dia lakukan.
"Sgt Gavaghan, saya minta maaf atas apa yang saya lakukan tapi saya tidak bisa menerima dipecat."Begitu bunyi catatan terakirnya."Saya terlalu malu untuk pulang dan saya tidak ingin berada di jalan civvie, saya tidak ingin bekerja di pabrik."
"Saya hanya ingin berkarier di Angkatan Darat. Saya tahu ini salah saya atas hal-hal yang telah saya lakukan."
"Hanya jika saya mendapat cuti seminggu saat melamarnya, hal itu bisa saja berbeda. Saya bisa tenang dan tidak membuat masalah dan kemudian mabuk dan tak terkendali."
Pemeriksaan tersebut mengungkap bagaimana catatan menunjukkan Pte Benton dibebaskan dari tugas jaga dari 10 Februari sampai 20 April.
BACA JUGA:Tak Selamanya Kebaikan Itu Berbuah Kebaikan, 7 Orang Ini Justru Menyesal Setelah Berbuat Baik
Pernah beredar pula tuduhan bahwa Sgt. Gavaghan atasannya, secara teratur akan 'memukuli' rekrutan muda guna menanamkan kedisiplin.
Setelah kematian Pte Benton itu, 4 rekannya juga menysul kepergiannya. Mereka juga ditemukan dengan luka tembakan di tubuh seperti di kepala.
Saat kematian beambah, Polisi Surrey melancarkan penyelidikan baru. Namun para pihak keluarga merasa tidak puas dan penyelidikan tersebut.
Terobosan dalam pemeriksaan terjadi setelah kelompok kampanye Liberty mulai menggunakan Undang-Undang Hak Asasi Manusia untuk menuntut pengungkapan bukti yang dikumpulkan oleh Polisi Surrey guna mengetaui penyebab kematian mereka.
BACA JUGA:Inilah yang Akan Terjadi Jika Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari