Find Us On Social Media :

Perhatikan Isyarat Jempol Anda, Pertanda Baik atau Buruk?

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 20 Februari 2018 | 15:30 WIB

Intisari-Online.com – Ibu jari memang jempol. Karena dia, kita bisa dengan mudah memegang atau mengambil sesuatu.

Ibu jari juga menduduki fungsi sosial budaya yang luar biasa.

Di Jawa, jempol melambangkan keperkasaan atau anak sulung yang menikmati  awu (status kekerabatan) tertinggi dibandingkan dengan jari tangan lainnya.

Maka, ibu jari sering ditegakkan bila seseorang mempersilakan orang yang dihormati.

Dalam mayoritas budaya Barat, ibu jari juga dinilai istimewa. Jempol yang teracung mendongak merupakan pertanda baik.

Sebaliknya, bila tegak terjungkir, maknanya berubah menjadi pertanda buruk.

(Baca juga: Hati-hati! Jangan Sembarangan Gunakan 7 Isyarat Ini di Negara Lain Jika Tak Ingin Berkelahi atau Bahkan Dideportasi)

Dengan kata lain, ibu jari bisa dipakai sebagai tanda baik atau buruk serta "ya" atau "tidak".

Asal usul pemakaian jempol itu cukup bervariasi tergantung tempat di mana tanda itu populer dipakai orang.

Konon, isyarat ibu jari telah dipakai orang sejak zaman Kekaisaran Romawi.

Selain bersorak sorai, para penonton adu gladiator di dalam koloseum mengacung-acungkan tangan, terutama saat salah seorang gladiator terjungkal luka tak berdaya.

Mereka dengan spontan akan memberikan isyarat ibu jari mendongak atau terjungkir.

Namun, keputusan akhir berada di tangan kaisar. Bila ia mengucapkan, "Mittel" sambil   mengacungkan jempol mendongak, maka si gladiator yang kalah akan dibiarkan hidup.