Find Us On Social Media :

2 Teori Besar Ini Jawab Pertanyaan Kenapa Manusia Takut pada Laba-laba yang Tidak Termasuk Golongan Binatang Berbahaya Itu

By Moh Habib Asyhad, Senin, 19 Februari 2018 | 20:30 WIB

Karena jijik, orang-orang lantas menautkan binatang ini dalam golongan: penyebar penyakit (seperti tikus), fitur yang berhubungan dengan penyakit  seperti lendir (siput), dan pembawa kotoran dan pemakan busuk (belatung).

Menurut Davey, ini serupa dengan apa yang terjadi pada Abad Pertengahan.

Laba-laba di Eropa pada Abad Pertengahan dianggap sebagai sumber racun. Setiap makanan yang dihinggapi oleh laba-laba dianggap akan terinfeksi, demikian juga ketika jatuh di air, maka air itu akan beracun.

Saat walat besar di Eropa, laba-laba dianggap sebagai pertanda wabah dan kematian. Sampai abad ke-17, laba-laba masih dianggap sebagai binatang yang beracun dan mematikan.

(Baca juga: Cara Mengusir Sakit Kepala Dalam 5 Menit Tanpa Pil Ataupun Obat Kimia)

Tapi jangan salah, di beberapa tempat, laba-laba menempati posisi yang terhormat.

Dalam beberapa budaya Afrika, laba-laba dianggap sebagai salah satu wujud Dewa Anansi dalam kosmologi Ashanti.

Di Indo-Cina dan Karibia, laba-laba dijadikan hidangan yang lezat. Sementara umat Hindu di Bengal Timur menganggap laba-laba sebagai tanda keberuntunga.