Find Us On Social Media :

Reog Ponorogo, Sebuah Tarian Pemberontakan yang Ditujukan untuk Majapahit

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 19 Februari 2018 | 17:00 WIB

Untuk mendapat pengikut dan dukungan yang lebih luas, Ki Ageng Kutu menciptakan Reog Ponorogo.

Strategi ini berhasil, dan tariannya menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Ponorogo.

Baca Juga: Kocak! 7 Foto Turis saat Jalan-jalan Ini Benar-benar Mengundang Tawa, Mana yang Paling Lucu?

Baca Juga: Operasi Babilon, Serangan Udara Israel Paling Spektakuler yang Sukses Menghancurkan Reaktor Nuklir Irak

Arti Baru untuk Tari Pemberontakan

Raja Majapahit menyadari situasi dan sebuah pasukan dikirim melawan Ki Ageng Kutu beserta pengikutnya.

Meski sekolahnya hancur, mereka yang selamat terus mempraktekkan keseniannya secara rahasia.

Karakter Singa Barong seharusnya mewakili raja Majapahit, sementara bulu ratunya.

Ini dimaksudkan sebagai kritik terhadap raja, yang, meski terlihat garang, dikendalikan oleh ratu.

Berat topeng Singa Barong mencapai 50 kg dan penari hanya menggigitnya dengan jari untuk mengangkat/ memakainya.

Raja tidak dapat mencegah tampilnya tarian Reog Ponorogo di depan umum karena popularitasnya.

Sebagai gantinya, plot baru ditambahkan, bersamaan dengan karakter baru dari cerita rakyat Ponorogo.

Reog Ponorogo akhirnya menjadi tarian tradisional penduduk Ponorogo.

Baca Juga: Coba Periksa! Ini yang Warna Kotoran Telinga Ingin Katakan tentang Kesehatan Anda