Find Us On Social Media :

Reog Ponorogo, Sebuah Tarian Pemberontakan yang Ditujukan untuk Majapahit

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 19 Februari 2018 | 17:00 WIB

Intisari-Online.com - Topeng monster singa menakutkan dengan bulu-bulu merak dibebankan pada penari Reog Ponorogo saat pertunjukkan.

Tarian tradisional ini sungguh mengagumkan karena melibatkan kecakapan fisik dan kekuatan supranatural.

Reog Ponorogo menjadikan warga Ponorogo (Jawa Timur) memiliki kesenian yang menjadi identitas mereka.

Ada beberapa cerita mengenai asal-usul bagaimana Reog Ponorogo ini bermula.

Baca Juga: (Foto) Inilah Standar Ketampanan Pria Selama 100 Tahun Terakhir, Lebih Suka yang Mana?

Baca Juga: Kisah Pernikahan Mario dan Marcela, Pelopor Lesbian yang Sukses Mengelabui Gereja Katolik Spanyol

Dilansir dari Ancient History, cerita yang paling populer melibatkan Ki Ageng Kutu, seorang majelis Majapahit pada abad ke-15.

Ki Ageng Kutu bertugas di istana Bhre Kertabhumi (sering disamakan dengan Brawijaya V), raja terakhir dari Kekaisaran Majapahit.

Selama periode ini, kekaisaran pun mengalami kemunduran, korupsi merajalela, dan sang raja tidak kompeten.

Ki Ageng Kutu meramalkan bahwa kekaisaran akan segera berakhir dan memutuskan untuk meninggalkan istana.

Dia tiba di Ponorogo dan mendirikan sebuah sekolah untuk mengajarkan bela diri bela diri serta mistisisme.

Harapan Ki Ageng Kutu adalah bahwa murid-muridnya akan mengembalikan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.

Meski begitu, jumlah pengikutnya masih kecil dan tidak akan mampu mengambil alih kekuatan pasukan Majapahit.