Find Us On Social Media :

Ternyata, Hampir Semua Tentara Jerman 'Dicekoki' Sabu saat Berperang, Ini Alasannya!

By Ade Sulaeman, Senin, 19 Februari 2018 | 11:15 WIB

Intisari-Online.com - Seorang penulis, Norman Öhler, dalam buku barunya mengklaim tentara Nazi menggunakan sabu saat berperang dalam Perang Dunia II.

Temuan Öhler ini berawal saat seorang temannya menyebut tentara Adolf Hitler ini mungkin menggunakan obat-obatan terlarang.

Beberapa saat kemudian Öhler langsung menjelajahi arsip Amerika Serikat dan Jerman, di mana dia menemukan beberapa kejutan, seperti dijelaskan dalam buku barunya Der Totale Rausch (Kesibukan Total).

Kejutan pertamanya adalah catatan dari dokter pribadi Hitler yang menggambarkan dia menerima 800 suntikan hormon hewan dan candu Eukodal, yang menurut Öhler merupakan "sepupu heroin secara farmasi," lebih 1.349 hari, laporan Independen.

(Baca juga: Beginilah Cara Agen CIA Menginterogasi Korbannya dengan Cara Murah tapi Sangat Kejam)

Öhler juga menemukan bukti bahwa tentara Nazi menggunakan obat-obatan selama penyerangan besar-besaran.

Meskipun Nazi mengutuk kokain, opium, dan morfin sebagai "produk Yahudi," kimiawan Nazi Fritz Hauschild mengembangkan obat baru, Pervitin, yang pada dasarnya sabu dalam wujud pil.

Pervitin sendiri sebenarnya bukan produk rahasia, karena secara terbuka tersedia di Jerman pada tahun 1937 dan digunakan sebagai semacam obat untuk membuat orang merasa waspada.

Itu bahkan dimasukkan ke dalam cokelat sehingga ibu rumah tangga bisa mengambil bagian dalam peperangan.

"Ini menjadi obat pilihan, seperti orang minum kopi untuk meningkatkan energi mereka," kata Öhler.

"Untuk beberapa hari pertama, Anda tidak perlu tidur." Yang membuatnya sempurna untuk digunakan saat pasukan Hitler menginvasi Polandia pada 1939.

Menjelang serangan terhadap Perancis, papar Öhler, sekitar 35 juta tablet diperintahkan untuk disiapkan bagi para tentara.