Penulis
Intisari-online.com - Para penunggu kedatangan atau penumpang pesawat kadang dibuat bingung karena lama jam terbang dan ketepatan mendarat pesawat tidak sesuai dengan lamanya penerbangan.
Padahal aturan pendaratan suatu pesawat sebenarnya sangat jelas karena dibuat berdasarkan regulasi internasional.
Seperti yang telah disepakati dalam organisasi penerbangan dunia atau Federal Aviation Authority (FAA) dipakai penunjuk waktu menggunakan Coordinated Universal Time (UTC).
Cara penulisan pun diatur dengan empat digit angka misal 01.30 bermakna waktu menunjukan pukul satu tiga puluh menit.
BACA JUGA:Cara Mengusir Sakit Kepala Dalam 5 Menit Tanpa Pil Ataupun Obat Kimia
Penunjukan waktu ini dipakai oleh siapa pun dalam komunikasi menyangkut penerbangan.
Dengan demikian tidak ada penafsiran lain tentang waktu yang digunakan antara pengirim berita dengan penerima berita di mana pun dia berada.
Penunjukan waktu inilah yang digunakan pilot saat membuat rencana penerbangan seperti yang dicantumkan dalam flight plan atau rencana penerbangan.
Perlu diketahui bahwa pola dunia dibagi dalam 24 waktu dunia (zona waktu) dihitung mulai dari suatu tempat di Greenwich (Inggris).
BACA JUGA:Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Semua sektor diberi kode huruf mulai A hingga Z dengan menghilangkan huruf I dan O sehingga setiap zona mempunyai besaran 15 derajat yang bermakna 60 menit waktu, berdasarkan kalkulasi 360 derajat dibagi 15 maka ketemu angka 24.
Karena semua perhitungan berdasar waktu di Greenwich (terletak pada zone Z/Zulu) sehingga penyebutan waktu menjadi 02.00Z untuk menyebut pukul 2 pagi waktu Greenwich.
Zona waktu yang berawal dari Greenwich (Zona Z) bila dilihat dari North Pole akan bergeser kebalikan dari arah jarum jam.
Hal ini dikarenakan matahari terbit di timur, sehingga tempat yang berada di timur Greenwich akan mempunyai waktu lebih awal.
Makin jauh dari Greewich makin lama seperti halnya WIB mempunyai waktu +7, Wita +8 dan WIT +9 seterusnya sampai +12 di International Date Line yang berada di Lautan Pasifik.
Namun dalam pemberian informasi kepada penumpang bukan cara ini yang dipakai. Tetapi dengan menyebut atau mencantumkan waktu setempat atau local time.
Ini dipergunakan untuk mempermudah penumpang mengetahui waktu kedatangan karena penumpang “hanya” butuh informasi jam berapa sampai di tempat tujuan.
Sebagai contoh penerbangan dari Surabaya pukul 07.00 WIB ke Makassar yang ditempuh selama 1 jam 15 menit.
Maka jadwal kedatangan akan tertulis 09.15 Wita bermakna pesawat dimaksud akan datang di Makassar pukul 09.15 waktu setempat.
Demikian sebaliknya bila pesawat mengarah ke barat maka akan “untung” waktu tergantung berapa jarak yang ditempuh.
Bila melewati empat zona waktu maka penumpang akan lebih “muda” empat jam dari saat berangkat.
Namun bila waktu kedatangan melewati 00.00 lokal (tengah malam), maka dalam jadwal akan tertulis angka +1 bermakna satu hari lebih dari sebelumnya.
Hal ini misalnya dapat dilihat pada jadwal pesawat GA88 yang menerbangi rute Jakarta-Amsterdam dengan stop over di Dubai. Tertulis keberangkatan dari Jakarta pukul 21.00 tiba di Amsterdam pukul 08.00+1.
Bermakna pesawat GA88 ini akan tiba di Amsterdam pukul 8 pagi waktu setempat sehari setelah berangkat. Jika berangkat pukul 9 malam hari Senin, maka akan tiba di Amsterdam pukul 8 pagi hari Selasa.