Penulis
Intisari-Online.com – Sering terjadi seorang ibu akan melakukan apa saja demi menyelamatkan anaknya. Seperti yang dilakukan oleh seorang ibu bernama Tang dari China.
Ia rela bersimpuh di tepi jalan di Shenzhen di cuaca yang dingin untuk menjual ASI miliknya.
Ibu berusia 24 tahun itu menawarkan diri untuk menyusui bayi orang lain yang berminat. Untuk itu, peminatnya dikenakan biaya 10 yuan atau Rp20.000 per menit.
Foto-foto yang beredar di media di China memperlihatkan sepasang suami istri berlutut di depan masyarakat.
(Baca juga:Diadopsi oleh Dua Keluarga yang Berbeda, Bagaimana Nasib Dua Saudara Kandung Itu Saat Ini?)
Di tengah mereka ada sebuah papan bertuliskan: “Menjual ASI, selamatkan anak perempuan, 10 yuan per menit.”
Selain itu, tertulis juga cerita mereka: “Halo, aku berusia 24 tahun yang sehat yang baru saja melahirkan anak kembar.”
“Saat ini aku butuh uang untuk membayar biaya rumah sakit bagi perawatan putrinya yang sakit serius.”
“Aku bersedia menyusui di tempat. Anak dari semua umur diterima, terima kasih atas dukungannya.”
Berbicara kepada media setempat, Tang mengatakan ia putus asa. Belum lama ini ia melahirkan anak kembar perempuan, tetapi bayinya yang termuda sakit dan berada dalam perawatan khusus di rumah sakit.
Dengan ditemani sang suami, ia memohon orang-orang yang memiliki bayi bersedia bayi mereka disusui oleh dirinya.
Ia berharap ASI yang dijualnya bisa membantu membayar biaya perawatan bagi anaknya di rumah sakit.
(Baca juga:Kasihan, Ibu Dengan Tubuh Kerdil Ini Diajukan ke Pengadilan Karena Putranya Sering Terlambat ke Sekolah)
Suami Tang mengatakan kepadaPear Videobahwa dokter meminta kepada mereka untuk mempersiapkan dana sedikitnya 100.000 Yuan (Rp200 juta), bila mereka ingin menyelamatkan bayinya.
Sementara pasangan tersebut adalah buruh migran. Mereka tinggal di sebuah flat sewaan kecil seharga 79 Pound (Rp1,5 juta) per bulan.
Mereka bercerita, seluruh tabungan telah habis untuk membiayai ayah Tang yang sakit kanker. Sedangkan suaminya juga butuh dana untuk membiayai ibunya yang sedang sakit.
Saat diwawancarai pada Januari lalu, Tang bercerita dirinya baru sebulan melahirkan. Saat itu kesehatannya belum benar-benar pulih.
Dilansir dari Southern Metropolis Daily, Tang berasal dari Guangxi. Sementara suaminya yang berusia 31 tahun dari Sichuan dan sudah 16 tahun bekerja di Shenzhen.
Karena mereka bukan dari Shenzhen, mereka dan anak-anaknya tidak terdaftar untuk menerima bantuan kesejahteraan sosial setempat.
Hal itu karena sistem pendaftaran rumah tangga yang ketat di China.
Akibatnya, mereka tidak punya cara lain untuk perawatan bayi mereka, kecuali dengan meminta bantuan dari orang-orang yang benar-benar dikenalnya.
Walaupun kehidupan sulit bagi keluarga itu, suami Tang, sebagai kepala keluarga tidak putus asa menghadapi tantangan.
“Aku percaya, selama kami bekerja keras, kami bisa mengatasi kesulitan,” kata suami Tang saat dikunjungi Pear Video di flat mereka.
(Baca juga:Seorang Ibu Panik karena ASI-nya Tiba-tiba Berwarna Pink. Ternyata Ini Penyebabnya)