Sejak Mi menghilang, tiga gadis lainnya di desa terpencil yang terletak di pegunungan itu juga ikut menghilang.
Meski dalam satu desa hanya dihuni oleh sekitar 50 orang.
Keluarga yang ditinggalkan ini menderita ambiguous loss, istilah ciptaan psikolog Pauline Boss.
Ambiguous loss digambarkan sebagai kerugian yang paling menyakitkan, karena penderitaannya tidak akan berakhir.
Mereka mengalami berbagai emosi intens yang fluktuatif: kesusahan, kebingungan, kesedihan, keputusasaan, frustrasi, ketidakberdayaan, dan pengharapan.
Plan International memastikan bahwa anak perempuan harus mengatahui bahaya perdagangan manusia dengan mengunjungi sekolah dan masyarakat di provinsi Ha Giang, Vietnam Utara.
Dengan cara itu diharapkan pemerintah akan lebih bertindak atas penculikan gadis-gadis itu.