Penulis
Intisari-Online.com - Orangtua akan mengupayakan segala cara agar anaknya yang sakit segera terbebas dari penyakitnya.
Begitu pula yang dilakukan pasangan Tom Evans (21) dan KateJames (20) atas putranya yang mengalami kerusakan otak.
Putra mereka, Alfie yang berusia 20 bulanmengalami kerusakan otak.
Dokter berencana untuk mencabut alat pendukung hidupnya karena penyakit langka yang sulit untuk didiagnosis.
Pada hari Kamis (1/2)orangtuanya meminta kepada hakim untuk tidak membiarkan alat pendukung kehidupan anaknya dicabut.
Tom mengatkan bahwa anaknya tidak sekarat, Alfie mulai membaik.
Para selebritis mendukung orangtua Alfie untuk menghentikan dokter mencabut alat pendukung kehidupan untuk putra mereka.
Selebritis Jamie Lomas, Dennis Wise dan Rebekah Vardy mengunjungi Aldie di rumah sakit.
BACA JUGA:Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu
Rebekah merasakan Alfie meremas jarinya setiap kali dia menggelitik tangan kecilnya.
Rebekah mengawasinya dengan matanya sendiri saat Alfie bereaksi terhadap sentuhan ayahnya.
Alfie juga masih bisa mengeluarkan ludah.menggunakan indranya.
Mereka meminta pihak rumah sakit untuk membantu menyelamatkan Alfie.
BACA JUGA:(Video) Tidur di Lantai, Bocah Ini Digigit Kobra Sepanjang Dua Meter, Nasibnya Berakhir Tragis
Namun, rumah sakit tersebut mengatakan telah menghabiskan semua pilihan untuk mendiagnosis dan merawat kondisi otak yang langka tersebut.
Tom dan Katemengatakan bahwa para spesialis telah memberi tahu mereka Alfie sudah tidak bisa menggunkan alat indranya.
Para hari kamis inimereka akan meminta hakim Pengadilan Tinggi untuk tidak membiarkan rumah sakit mematikan alat pendukung hidup Alfie di rumah sakit Alder Hey Children,Liverpool.
Mereka membantah beberapa temuan yang diungkapkan oleh pihak rumah sakit dan ingin memindahkan anak mereka ke dokter di Italia.
Baca juga: Jangan Sembarangan Minum Obat Pereda Sakit Kepala! Ada Efek Samping yang Harus Anda Ketahui
Mereka berharap rumah sakit Paseah Bambino di Vatikan bisa menunjukkan apa yang sedang diderita oleh putra mereka dan dia dapat diobati.
Pasangan tersebut mengatakan jika tidak ada yang bisa dilakukan,mereka ingin membawa Alfie pulang sampai dia meninggal.
Namun, saat ini mereka tidak akan membiarkan Alfie meninggal.
Jika nantinya semua usaha yang dilakukan tidak berhasil membangunkan kembali Alfie, mereka hanya akan menunggunya dan membiarkan Alfie meninggal dengan caranya sendiri.
BACA JUGA:Wanita Ini Pecandu Berat Film Porno Hingga Akhirnya Saat di Bali Menemukan Pencerahan
Mereka mungkin nanti bisa membawa Alfie pulang, masih peduli kepadanya namun tahu bahwa Alfie akan mati di rumah mereka, namun paling tidak mereka telah mencoba segalanya.
Otak Alfie masih berfungsi dan dia tetap beraksi. Mereka percaya Alfie tidak sekarat dan dia akan membaik.
Mereka juga tahu, kalaupun Alfie bertahan,dia akan cacat. Dia memiliki kondisi neurologis yang tidak dapat didiagnosis secara defitinif.
Hakim Hayden mengunjungi Alfie pada hari Selasa (30/1) sebelum persidangan untuk memutuskan nasib Alfie di Pengadilan Sipil dan diLiverpool.
(Baca juga: Berusaha Mempertahankan Kehormatannya, Nasib Wanita Cantik Ini Justru Berujung Tragis)
Tom berencana untuk meminta hakim menunda kasus sampai dirinya menemukan tim hukum baru.
Sebuah donasi terkumpul sebesar £ 60.000 (sekitar Rp1,1 miliar)untuk perawatan Alfie di luar negeri dan hampir 70.000 orang mendatangani petisi melalui change.org yang meminta agar Aldey Hey mengizinkan orangtua Alfie membawanya ke tempat lain.
Awalnya Alfie adalah bayi yang sehat sampai usia empat bulan, kesehatannya menurun dan dia berhenti berkembang.
Pada Desember 2016, dia mengalami infeksi dada dan mengalami kejang di rumah sakit dan kondisinya semakin memburuk.
Baca juga: Yuk Dicek, Tiap-tiap Golongan Darah Ternyata Membawa Risiko yang Berbeda
Beberapa hari kemudian, para spesialis mengatakan bahwa Alfie tidak akan bertahan lama untuk hidup. Namun, Alfie tetap bertahan dalam ventilator.
Nasib yang lebih tragispernah menimpa bayi Charlie Gard tahun lalu. Hakim Pengadilan Tinggi memutuskan dokter dapat menghentian perawatan pendukung hidupnya karena penyakit genetik yang langka yang sulit didiagnosis.
Charlie meninggal bulan Juli 2017 pada usia 11 bulan karena kerusakan otak.
Tom dan Anna tidak akan membiarkan putranya mengalami hal yang sama
BACA JUGA:Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak