Ingat! Manfaat Optimal Bersepeda Itu Baru akan Didapat Jika Kita Terhindar dari Cedera

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com – Tak banyak yang menyadari bahwa manfaat optimal bersepeda baru akan didapat jika kita terhindar dari cedera dan melakukan aktivitas bersepeda pada waktu tepat.

Di luar itu, yang tak kalah penting, jika dilakukan berlebihan atau terlalu memforsir tenaga, sering kali muncul keluhan pegal di beberapa titik persendian (punggung, pergelangan tangan, betis).

Mulailah bersepeda dengan intensitas rendah, artinya jangan langsung ngebut. Kecepatan bisa ditingkatkan secara bertahap.

Durasinya pun tak usah terlalu lama, apalagi bagi mereka yang tidak pernah atau jarang bersepeda.

(Baca juga: Operasi Babilon, Serangan Udara Israel Paling Spektakuler yang Sukses Menghancurkan Reaktor Nuklir Irak)

Peningkatan jarak tempuh atau kecepatan bersepeda yang tiba-tiba dapat menyebabkan otot terasa pegal.

Jika terjadi pegal, bisa dilakukan pemijatan untuk membantu memperlancar aliran darah.

Kita juga harus memperhatikan ergonomi atau bentuk sepeda untuk memperoleh manfaat maksimal dan meminimalkan risiko cedera.

Dengan ergonomi yang tepat, kelelahan atau ketidak nyamanan saat bersepeda juga dapat dikurangi.

Ketinggian setang, misalnya, dapat menghindarkan risiko cedera yang sering terjadi pada bagian belakang leher, bokong, atau bahu.

Ketinggian setang

Bagi pesepeda yang bukan atlet, saat mengayuh pedal pertahankan sudut sebesar 900 antara lengan dan tubuh.

(Baca juga: Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)

Hindari penggunaan sadel sepeda yang menyebabkan rasa nyeri pada bagian depan pinggul.

Tinggi setang sepeda tidak boleh lebih dari 10 cm di atas tinggi sadel sepeda.

Jarak antara sadel dan setang sepeda yang baik adalah sekitar separuh panjang sepeda secara keseluruhan.

Jangan duduk terlalu jauh ke belakang, melainkan seluruh bagian bawah pinggul berkontak dengan sadel sepeda.

Tujuannya agar punggung tidak berada dalam posisi terlalu membungkuk atau terlalu tegak.

Posisi tulang punggung yang tetap mempertahankan lekukan-lekukan alaminya akan mempertahankan kelenturan tulang belakang dalam menyangga tubuh saat melewati jalan yang tidak rata.

Risiko cedera pada tulang belakang pun berkurang.

Dengan posisi tulang punggung yang baik, posisi pinggul juga menjadi lebih stabil, dan kerja tungkai mengayuh sepeda menjadi lebih efisien dan optimal.

Risiko lain bersepeda adalah kondisi di luar yang tidak bisa kita kendalikan.

Misalnya, kemacetan dan polusi atau tingginya tingkat kecelakaan.

Tetapi sebaiknya hal-hal ini jangan menjadi hambatan untuk menjalani pola hidup aktif dengan bersepeda.

Kesibukan seseorang sering kali tidak memungkinkannya untuk berolahraga.

Bersepeda ke tempat kerja bisa menjadi sebuah strategi untuk melakukan olahraga bagi orang-orang seperti ini.

Dari segi waktu, pagi hari adalah saat tepat untuk bersepeda karena udara masih segar.

Tapi jika tidak sempat sama sekali, bersepeda di kala siang atau malam hari pun tak jadi soal.

Bersepeda perlu memperhatikan beberapa hal:

Selamat menggowes!

(dr. A. Andi Kurniawan, Sp.KO, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2013)

(Baca juga: Sepertinya Indonesia Belum Siap Menerima Orang Super Cerdas, Buktinya 'Anak Ajaib' dari Surabaya Ini Justru Pernah Dibawa ke Dokter Jiwa)

Artikel Terkait