Find Us On Social Media :

Dari Mengoleskan Beberapa Butir Nasi, Kini Lem pun Bisa Dipakai untuk Merekatkan Kuku yang Patah

By Mentari DP, Kamis, 25 Januari 2018 | 10:45 WIB

Intisari-Online.com – Masih ingat waktu dulu orang terbiasa merekatkan amplop dengan mengoleskan beberapa butir nasi?

Memang, tanaman biji-bijian, termasuk nasi, adalah salah satu penyedia bahan dasar lem.

Kanji alias karbohidrat yang diekstrak dari tanaman bisa didapat dari jagung, beras, gandum, dan kentang.

Selain kanji, ada beberapa jenis lem lain. Salah satunya lem dari binatang. Lem ini berbahan dasar protein yang diekstraksi dari rebusan tulang, kulit, kuku, dan tanduk.

(Baca juga: Bermula dari Lembaran Berita yang Ditulis dengan Tangan, Inilah Awal Mula Manusia Mengenal Koran)

(Baca juga: Terilhami dari Lampu Lalu Lintas, Inilah Sejarah Kartu Merah yang Bikin Pemain Favorit Anda Diusir dari Lapangan)

Hasil ekstraksi yang dimasak hingga membentuk bahan gelatin itu banyak dipakai dalam industri kayu dan mebel. Lem protein lain diambil dari kulit dan tulang ikan.

Sedangkan lem kasein berasal dari protein yang diisolasi dari susu. Hasilnya, lem yang tahan air.

Pertama kali lem ini dipakai untuk melekatkan kertas rokok. Selain cepat lengket, lem ini amat irit. Satu gram lem bisa untuk merekatkan 2.000 batang rokok.

Lem selulosadari polimer alamiah ada pada pohon dan tanaman berkayu. Lem ini biasanya untuk menempelkan plastik selofan pada bungkus rokok, dan wallpaper agar mudah dilepas.

Konon lem sudah ada sejak tahun 4000  SM. Pada situs dari zaman prasejarah ditemukan jenazah bersama makanan dalam tempat keramik pecah yang direkatkan kembali dengan resin dari getah pohon.

Di kuil Babilonia pun ditemukan sejumlah patung dengan biji mata dari gading yang ditempelkan dengan tar di rongga mata. Ini bukti "lem" tar mampu bertahan selama 6.000 tahun.

Namun, referensi tertulis pertama tentang cara membuat dan memakai lem baru muncul tahun sekitar 2000 SM.