Find Us On Social Media :

Inilah Perangkat Survival Bagi Pilot Jet Tempur F-16 Jika Sampai Tertembak Jatuh

By Yoyok Prima Maulana, Senin, 22 Januari 2018 | 17:45 WIB

Intisari-online.com - Meski pilot-pilot tempur berperang menggunakan jet tempur canggih seperti F-16, tidak menjamin bahwa pesawat tempur bersangkutan tidak bisa ditembak jatuh.

Seperti jet tempur F-16 USAF  yang dipiloti oleh Kapten Scoott O’Grady dan  tertembak jatuh oleh rudal darat ke udara di Serbia.

Musibah yang menimpa Scott O’Grady menjadi cerita tersendiri di era konflik modern. 

Pilot F-16 ini menjadi buah bibir karena berhasil selamat setelah pesawatnya ditembak jatuh rudal surface-to-air SA-6 milik Serbia. 

BACA JUGA: 

Insiden ini dikenal juga sebagai insiden Mrkonjic Grad.Tanggal 2 Juni 1995, O’Grady terbang bersama wingman Kapten Bob Wright. 

Keduanya terbang tanpa pendukung dan tanpa perangkat pengacau elektronik pada pesawat.  Pada F-16, perangkat ini biasanya berupa Wild Weasel yang dipersenjatai rudal antiradiasi HARM dan ditempatkan pada baterai rudal pada radar.

Tanpa disangka, Basher 52 (callsign O’Grady) dihajar serangan rudal SA-6 Serbia.  Yang paling tidak diduga adalah penggunaan rudal surface-to-air oleh Serbia. 

Serbia menembakkan dua rudal. Melalui instrumen, O’Grady tahu ada rudal mendekat.  Namun ia tak bisa melihat di antara awan.

Rudal pertama meledak di antara dua pesawat. Rudal ke dua, tepat mengenai perut F-16 O’Grady.  Serta merta pesawat O’Grady terbelah dua di ketinggian lebih dari 26.000 kaki. 

Saat pesawat menukik ke Bumi, O‘Grady meraih ke antara dua kakinya.  Dengan dua tangan, O’Grady menarik tuas yang melontarkan kanopi dan dirinya keluar pesawat.

BACA JUGA: 

Setelah mendarat, O’Grady meninggalkan parasutnya dan masuk ke hutan.  Ia mengkamuflasekan dirinya sedemikian rupa sehingga tak bisa terlihat di antara belukar.