Inilah Perangkat Survival Bagi Pilot Jet Tempur F-16 Jika Sampai Tertembak Jatuh

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Rudal ke dua, tepat mengenai perut F-16 O’Grady. Serta merta pesawat O’Grady terbelah dua di ketinggian lebih dari 26.000 kaki.

Intisari-online.com -Meski pilot-pilot tempur berperang menggunakan jet tempur canggih seperti F-16, tidak menjamin bahwa pesawat tempur bersangkutan tidak bisa ditembak jatuh.

Seperti jet tempur F-16 USAF yang dipiloti oleh Kapten Scoott O’Grady dan tertembak jatuh oleh rudal darat ke udara di Serbia.

Musibah yang menimpa Scott O’Grady menjadi cerita tersendiri di era konflik modern.

Pilot F-16 ini menjadi buah bibir karena berhasil selamat setelah pesawatnya ditembak jatuh rudal surface-to-air SA-6 milik Serbia.

BACA JUGA:Hebat! Pilot Tempur Indonesia Ternyata Nyaris Tembak Jatuh Jet Tempur Australia

Insiden ini dikenal juga sebagai insiden Mrkonjic Grad.Tanggal 2 Juni 1995, O’Grady terbang bersama wingman Kapten Bob Wright.

Keduanya terbang tanpa pendukung dan tanpa perangkat pengacau elektronik pada pesawat. Pada F-16, perangkat ini biasanya berupa Wild Weasel yang dipersenjatai rudal antiradiasi HARM dan ditempatkan pada baterai rudal pada radar.

Tanpa disangka, Basher 52 (callsign O’Grady) dihajar serangan rudal SA-6 Serbia. Yang paling tidak diduga adalah penggunaan rudal surface-to-air oleh Serbia.

Serbia menembakkan dua rudal. Melalui instrumen, O’Grady tahu ada rudal mendekat. Namun ia tak bisa melihat di antara awan.

Rudal pertama meledak di antara dua pesawat. Rudal ke dua, tepat mengenai perut F-16 O’Grady. Serta merta pesawat O’Grady terbelah dua di ketinggian lebih dari 26.000 kaki.

Saat pesawat menukik ke Bumi, O‘Grady meraih ke antara dua kakinya. Dengan dua tangan, O’Grady menarik tuas yang melontarkan kanopi dan dirinya keluar pesawat.

Survival kits di kursi F-16
BACA JUGA:(Video) Tidur di Lantai, Bocah Ini Digigit Kobra Sepanjang Dua Meter, Nasibnya Berakhir Tragis

Setelah mendarat, O’Grady meninggalkan parasutnya dan masuk ke hutan. Ia mengkamuflasekan dirinya sedemikian rupa sehingga tak bisa terlihat di antara belukar.

Ia sempat begitu dekat dengan patroli Serbia hingga berpikir akan tertangkap. Belajar dari pengalaman tersebut, O’Grady tidur di siang hari lengkap dengan kamuflasenya.

Ia bergerak hanya di malam hari, antara tengah malam hingga pukul 4 dini hari. Agar selamat, O’Grady mengandalkan perlengkapan survival yang ada di pesawatnya.

Setiap pesawat F-16 dilengkapi perlengkapan penting yang diletakkan di kursi dan life vest. Pada kursi terdapat survival radio (plus ekstra baterai), cermin, perlengkapan P3K, signal kid, personnel distress flare, kompas, pluit, strobelight dengan flash guard dan filter infra-red.

Tersedia raft repair plug, pisau lima inci, kontainer dengan korek api, raft, air, selimut (juga bisa untuk penanda), pewarna laut, pamflet survival, kantong penyimpan air minum, handgun, dan beacon.

Live fest pilot F-16
BACA JUGA:Percayalah, Adegan di Film Biru Tak Seindah yang Terlihat! Berikut Fakta yang Disembunyikan dari Penonton

Sedangkan di survival vest ada radio survival, GPS receiver, distress signal, cermin, perlengkapan P3K, kompas, cat muka untuk kamuflase, dan torniket.

Berbekal panduan survival, radio, perlengkapan P3K, flares, dan kompas. O’Grady berjuang untuk bertahan hidup. Mulai dari menampung embun untuk minum, hingga makan rumput dan serangga.

Berkat kontak radio yang berhasil dilakukan, lokasi O’Grady di daerah perbukitan dekat Banja Luka, Serbia, akhirnya berhasil diketahui oleh pasukan NATO. Operasi penyelamatan pun dijalankan dengan mengerahkan helikopter CH-53 dari 24th Marine Expeditionary Unit.

O’Grady akhirnya kembali ke AS dengan selamat setelah hilang tak tentu rimbanya selama enam hari. Tak ayal O’Grady disambut bagai pahlawan. Presiden Clinton bahkan menjuluki O’Grady sebagai “One Amazing Kid”.

BACA JUGA:Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak

Artikel Terkait