Duh, Kertas Setruk Belanja Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kanker! Ini Penjelasannya

Ade Sulaeman

Penulis

Bahan kimia itu juga berhubungan dengan masalah ketidaksuburan, diabetes, dan obesitas. Begitu hasil penelitian yang baru-baru ini diterbitkan.

Intisari-Online.com – Anda sering berbelanja di supermarket atau minimarket? Biasanya, kita akan diberi kuitansi atau setruk pembelanjaan kita oleh kasir.

Nah, ternyata, setruk yang kita terima itu dapat meningkatkan risiko kita terkena kanker. Begitu peringatan dari para ahli.

Kertas kecil tapi bisa sangat panjang, tergantung banyaknya barang yang dibeli, itu ternyata mengandung bahan kimia berbahaya.

Bahan kimia itu juga berhubungan dengan masalah ketidaksuburan, diabetes, dan obesitas. Begitu hasil penelitian yang baru-baru ini diterbitkan.

(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)

Penelitian itu dilakukan oleh ilmwan dari Ann Arbor Ecology Center di Amerika Serikat.

Mereka menguji 207 potongan kertas setruk belanja dari berbagai tempat bisnis di Detroit.

Hasilnya, 75% sampel kertas itu mengandung Bisphenol S (BPS) dan 18% Bisphenol A (BPA).

Di Eropa, pihak berwenang telah mengidentifikasi bahan kimia seperti suatu ‘zat berkonsentrat sangat tinggi’ dan akan dibatasi penggunaannya sebagai setruk belanja pada 2020.

Sementara itu pebisnis-pebisnis di Amerika didesak untuk mengganti kertas yang lebih aman atau setruk elektronik.

“Efek negatif dari BPA pada hormon, metabolisma, dan sistem dalam tubuh lainnya telah berulangkali diperagakan,” begitu dalam laporan penelitian.

Disebutkan, BPS muncul sebagai suatu kebiasaan dan pengganti yang disesalkan, menimbulkan efek serupa dengan BPA.

Selama ini BPA digunakan untuk membuat plastik, termasuk bahan-bahan yang bersentuhkan dengan makanan, diperbolehkan di Inggris.

(Baca juga: (Video) Penuh Haru, Keluarga Arab Lepas Kepulangan TKW Indonesia yang Sudah 33 Tahun Bekerja Dengan Mereka)

Hal itu termasuk botol minuman isi ulang dan wadah penyimpan makanan, juga untuk lapisan pelindung dan pelapis makanan serta minuman kaleng.

BPA juga digunakan untuk lapisan pelindung di dalam kaleng makanan atau minuman, serta untuk memperkuat pencelupan pada kertas pemanas.

Nah, BPA ternyata digunakan untuk setruk belanja, tiket transportasi umum, dan karcis parkir.

Dilansir dari situs The Sun, Jumat (19/1/2018), Badan Bahan-bahan Kimia Eropa (European Chemicals Agency) akan mengurangi penggunaan bahan kimia dalam setruk belanja pada 2020 mendatang.

Anggota komisi ECA memperingatkan BPA dapat menganggu sistem endokrin dalam tubuh, yang akan menumpuk di kelanjar yang memproduksi hormon.

Tingginya bahan kimia pada endokrin akan mengganggu dan menyebabkan efek serius bagi kesehatan manusia, termasuk kesuburan dan sifat agresif pada anak-anak perempuan berusia tiga tahun.

Menurut yayasan Breast Cancer di Inggris, bahan kimia itu dapat memengaruhi hormon seks wanita, oestrogen.

Dan, beberapa penelitian memperlihatkan bahan kimia memengaruhi pertumbuhan jaringan payudara sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

Namun, badan Penelitian Kanker di Inggris mengesankan tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa BPA meningkatkan seseorang berisiko terkena kanker.

Kebanyakan pernyataan sebelumnya dari Badan Keamanan Makanan Eropa, pada Januari 2015, menyebutkan tidak ada risiko mengancam kesehatan manusia pada tingkat yang berlebihan.

Dikatakan tidak ada risiko kesehatan bagi pengonsumsi dalam kelompok umur berapapun, termasuk bayi yang baru lahir, balita, dan remaja.

Badan Standarisasi Makanan dalam situsnya mengatakan: “Sejumlah BPA dapat berpindah dari pengemasan ke dalam makanan dan minuman, tetapi ahli independen menyarankan bahwa tingkat pencemaran tidak dianggap membahayakan.”

Penelitian terpisah memperlihatkan bahwa, meskipun termakan dalam jumlah banyak, BPA langsung terserap, terdetok, dan tersisihkan dari manusia.”

(Baca juga: Pernikahan Aneh! Sepakat Tidak Akan Berhubungan Seks dan Hanya Bersahabat Sampai Maut Memisahkan)

Artikel Terkait