Find Us On Social Media :

Ali Hassan Salameh, Teroris yang Tak Hanya Diburu oleh Mossad tapi Juga oleh para Wanita

By Ade Sulaeman, Sabtu, 20 Januari 2018 | 12:45 WIB

Bahkan untuk mendeteksi kediaman Salameh yang berada di suatu apartemen dan kebiasaannya wara-wiri ke istri barunya juga makin mempermudah aksi Mossad.

(Baca juga: Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian)

Sialnya Salameh dan pengawalnya yang selama ini selalu waspada dan curiga tidak menyadari bahwa seorang agen wanita Mossad, Erika Mary Chambers, yang tinggal di seberang apartemen Salameh selalu mengawasinya.

Erika yang dikenal sebagai wanita genit dan penggemar kucing serta suka melukis memang sama sekali tidak mencerminkan sosok agen Mossad.

Setelah Erika berhasil memastikan apa saja rutinitas dan rute yang selalu dilewati Salameh, ia segera memanggil tim pembunuh Mossad untuk segera datang ke Beirut.

Dua personel Mossad yang bertugas sebagai regu pembunuh pun segera terbang ke Beirut.

Agen Mossad yang pertama tiba di Beirut pada bulan Januari 1978 adalah Peter Sriver.

Ketika tiba di Beirut, Peter yang berpaspor Inggris mengaku sebagai konsultan teknik dan usahawan Inggris.

Peter kemudian menginap di salah satu hotel dan menyewa Volkswagen yang natinya akan difungsikan sebagai bom mobil.

Sehari kemudian agen Mossad yang kedua, Ronald Kolberg, menyusul tiba di Beirut dan menggunakan paspor Kanada.

Ia menginap di hotel yang tidak jauh dengan tempat Peter menginap.