Penulis
Intisari-Online.com- Sebuah sekolah di daerah Eggon di negara bagian Nasarawa di Nigeria, menjadi terkenal di media sosial.
Hal itu terjadi karena di sekolah itu ada perbuatan sadis yang dilakukan oleh seorang guru pria kepada 15 muridnya.
Murid laki-laki dan perempuan itu dicambuki oleh sang guru di hadapan teman sekelas dan orang dewasa lainnya.
Dalam video sepanjang tiga menit yang beredar di dunia maya, terlihat satu persatu murid usia remaja itu mendapat cambukan.
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Mereka dipaksa terbaring tengkurap di lantai, lalu dicambuk pada bagian kaki, tangan, badan, dan juga bokongnya.
Bahkan ada murid yang terkena cambukan di bagian wajahnya.
Sementara teman-teman sekelasnya terlihat berbaris di halaman sekolah dan melihat aksi hukuman itu.
Sementara beberapa orang dewasa lainnya juga ikut melihat aksi pencambukan itu tanpa melakukan apa-apa.
Padahal para murid yang dicambuk itu terlihat kesakitan. Mereka bahkan menangis dan meminta ampun.
Hanya saja pria yang menghukumnya tidak menggubris dan tetap melancarkan cambukan.
Setiap murid mendapat tiga kali cambukan dan untuk ketua kelas mendapat enam kali cambukan.
(Baca juga: Menggemaskan! 8 Foto Bayi dan Hewan Peliharannya Ini Akan Menghangatkan Hati Anda !)
Dilaporkan, para murid mendapat hukuman karena membolos di hari pertama ajaran baru.
Dilansir dari situs Mail Online, Selasa (16/1), video guru sadis ini diposting di Facebook pada Senin (15/1) dan telah disebar hingga 22.000 kali.
Warganet pun menjadi marah dan meminta sekolah itu ditutup.
Warganet bernama Chinwe Iwueke berkomentar: “Ya, Tuhanku, apa yang mereka lakukan? Mengapa mereka menerima cambukan seperti ini? Anak-anak ke sekolah untuk belajar. Tidak bisa dipercaya.”
Sementara Princess Adeoti menulis: “Sangat menyedihkan ini masih terjadi di Nigeria. Aku bersekolah di sekolah swasta yang mahal dan ya aku pernah mengalami hal yang sama”.
Ia menambahkan, dirinya juga ingat guru-guru ditampari berkali-kali oleh orangtua yang telah membayar ribuan biaya sekolah.
Angelina Katumbella menabahkan: “Dunia apa tempat kami hidup? Ini terjadi di Abad ke-21? Orang perlu bilang cukup sudah.”
(Baca juga: Di Perang Vietnam, AS Tak Hanya Kehilangan 60 Ribu Pasukan tapi Juga Harus Membuang Puluhan Helikopter ke Lautan)