Ironis! Lantaran Harus Menjalankan Tradisi saat Sedang Haid, Perempuan Nepal Ini pun Meninggal

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Sudah dua wanita meninggal dunia tahun lalu karena menjalani prosesi ini.

Intisari-Online.com- Seorang perempuan diasingkan di luar gubuk yang beku karena sedang dalam masa haid.

Untuk menghangatkan mereka biasanya akanmenyalakan api. Tapi tragis, ia justru meninggal karena hal itu.

Wanita berusia 21 tahun ini meninggal karena menghirup asap dari api.

Dilansir pada Daily Mail, menurut Tul Bahadur Kawcha, administrator pemerintah setempat, wanita itu ditemukan tewas pada hari Senin, 14 Januari.

Baca Juga:Jangan Ditiru! Frustrasi Dikhianati Pacar, Gadis Cantik Ini Melelang Keperawanannya

Baca Juga: Ingin Jadi Karyawan Disneyland? Ini Beberapa Larangan Keras yang Mesti Anda Patuhi

Wanita yang sedang haid dianggap sebagai pembawa sial
Meski anggota parlemen tahun lalu telah mengeluarkan undang-undang pelarangan melakukan praktik itu, warga masih juga melakukannya.

Undang-undang itu memberlakukan hukuman penjara tiga bulan dan denda setara Rp400 ribu.

Praktik yang dikenal dengan naman Chhaupadi ini telah menjadi sorotan.

Pasalnya, sudah dua wanita meninggal dunia tahun lalu karena menjalani prosesi ini.

Tahun lalu, sudah dua wanita meninggal dalam pengasingan ini
Juru kampanye mengatakan bahwa undang-undang tersebut harus diterapkan dengan baik selain adanya perubahan sikap di daerah pedesaan terpencil.

Banyak wanita yang sedang haid masih dipaksa meninggalkan rumah mereka di bawah tradisi Hindu kuno dan berlindung diri di gubuk kotor atau kandang sapi sampai siklus haid berakhir.

Dalam pengasingan dan terpisah dengan keluarga, beberapa wanita mengalami demam atau terkena serangan binatang liar.

Kondisi haid ini juga memberi peluang lebih besar untuk terjadi infeksi.

Baca Juga:Unik dan Antik, Mungkinkah Gadget Aneh Ini Menjadi Smartphone Masa Depan?

Baca Juga:Tak Cuma Lezat, Nangka Juga Mujarab Obati Kanker! Berikut Penjelasannya

Gubuk tempat pengasingan bersuhu dingin
Kepercayaan setempat memandang wanita yang dalam siklus haid atau wanita yang baru saja melahirkan sebagai pembawa nasib buruk.

Mereka dilarang menyentuh ternak dan laki-laki, tidak diperbolehkan mengakses makanan komunal dan menggunakan fasilitas toilet.

Pengasingan ini juga berarti bahwa mereka tidak boleh pergi sekolah.

Baca Juga:Ajaib dan Mengharukan! Berbulan-bulan Dirawat di RS, Balita Down Syndrome Ini Akhirnya Bisa Bicara Berkat Terapi Musik

Artikel Terkait