Find Us On Social Media :

Margaret Thatcher si Wanita Besi yang Tidak Pernah Mau Kompromi dengan Teroris dan Siap Jadi Jaminan Asal Rakyatnya Aman

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 17 Januari 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Kehadiran Margaret Thatcher di kancah politik sebagai Perdana Menteri Inggris pada 1979-1990 bukan sekadar numpang lewat.

Kegigihan tokoh yang mendapat julukan Wanita Besi itu dibuktikan dengan bermacam perubahan yang ia lakukan.

Tak heran jika kemudian muncul istilah Thatcherisme dan Thatcher Revolution.

Kebijakan Thatcher antara lain dalam hal privatisasi telah mengubah keuntungan sejumlah perusahaan seperti British Airways.

Kebijakan Thatcher ini bahkan diikuti oleh lebih dari 50 negara, termasuk negara sayap kiri yang diam-diam mengadopsi idenya.

(Baca juga: 30 Hari Margaret Badore Mencoba Tidak Keramas dan Hasilnya Ternyata Sangat Mengejutkan)

(Baca juga: Belajar Kepemimpinan dari Margaret Thatcher)

Dari sisi mana pun ia dikenang, Thatcher telah mempengaruhi cara berpikir pemerintah.

Tak hanya di Inggris tetapi juga di hampir seluruh negara di dunia.

Thatcher pertama kali masuk parlemen pada 1959. Saat itu ia terpilih sebagai Conservative MP untuk Finchley.

Thatcher menduduki posisi junior sebelum menjadi juru bicara untuk pendidikan. Tahun 1970, Thatcher masuk kabinet sebagai Education Secretary.

Tak cukup sampai di situ, Thatcher mengincar posisi pimpinan Partai Konservatif yang dijabat oleh Edward Heath.