Penulis
Intisari-Online.com – Ketika bersin, ada hal yang harus terjadi,yaitu lebih baik mengeluarkan bersin daripada tidak jadi bersin atau menahannya.
Perlu Anda tahu, bersin adalah metode tubuh untuk mengeluarkan iritasi dari saluran udara, dan seringkali bisa terjadi tanpa peringatan.
Mereka juga cukup eksplosif, mencapai kecepatan terukur hingga 16,2 kilometer per jam (4,5 meter per detik atau 10 mil per jam).
Ketika kita sedang berada di situasi yang penting atau formal, kebanyakan dari kita akan mencoba untuk menahannya. Meski bukan hal yang mudah dilakukan.
(Baca juga:Hati-hati! Menahan Bersin Termasuk Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Kesehatan Kita)
(Baca juga:Mengapa Kita Menutup Mata Saat Bersin?)
Tapi kalau bisa, janganlah menahan bersin.
Sebab, salah-salah kita akan mengalami apa yang pria ini rasakan.
Dilansir dari sciencealert.com, seorang pria di Inggris berusaha untuk menahan bersinnya.
Diketahui pasien berusia 34 tahun itu melakukan tindakan ekstrem untuk menahan bersin, yaitu menutup mulutnya dan menutup hidungnya dengan tangannya.
Lalu setelah itu, lehernya langsungmembengkak. Tidak lama kemudian, dia mulai merasa sangat sakit untuk menelan dan kehilangan suaranya, kata dokter dari Rumah Sakit Universitas Leicester NHS Trust.
Setelah diperiksa, dokter melihat pecahnya faring (lorong tenggorokan yang mengarah dari mulut dan hidung ke kerongkongan).
Padahal pecahnya faring sangat jarang terjadi. Jika pun terjadi, biasanya hal itu disebabkan oleh trauma berat. Atau mungkin muntah dan batuk berat.
Kini, pasien tersebut tengah dirawat di rumah sakit dengan perawatan komplikasi, pemberian antibiotik intravena, dan pemberian antibiotik sampai pembengkakan dan nyeri mereda.
(Baca juga:7 Fakta Menarik Tentang Bersin)
Kasus seperti ini memang jarang, tapi pernah terjadi.
Pada tahun 2011, para dokter di Boston di AS melaporkan kasus seorang pria berusia 38 tahun yang juga menutup hidung dan mulutnya untuk menghentikan bersin.
Dalam hal itu, tindakannya berakibat laring yang retak (saluran pernapasan yang membawa udara menuju ke trakea).
"Menghentikan bersin dengan menutup lubang hidung dan mulut adalah manuver yang berbahaya, dan sebaiknya jangan dilakukan,” tulis para dokter dalam studi kasus tersebut.
"Ini dapat menyebabkan banyak komplikasi, seperti pseudomediastinum (udara yang terperangkap di dada antara kedua paru-paru), gendang telinga berlubang, dan pecahnya aneurisma serebral (menggelembung pembuluh darah di otak).”
Dengan dua kasus di atas, para dokter menyarankan untuk membiarkan bersin terjadi.
Bersin memang kadang tidak tahu kapan dan di mana terjadi, meski malu yang nanti Anda terima, tapi itu jauh lebih baik daripada membuat tenggorokan Anda membengkak.
(Baca juga:Inilah Alasan Kita Tak Bisa Hanya Sekali Bersin)