Find Us On Social Media :

Benarkah Suami Tinggi dan Istri Pendek Memiliki Perkawinan yang Lebih Harmonis?

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 13 Januari 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Penelitian Ilmiah selalu saja memberi kejutan dengan klaim-klaim luar biasa yang mengejutkan.

Meski data statistik dapat secara akurat mengukur hasil penelitian.

Masih ada kemungkinan untuk tidak ada yang benar-benar sepenuhnya faktual.

Artinya, hasil penelitian tergantung kepada objek yang diteliti.

Baca Juga:

Baca Juga:

Faktor seperti budaya, kebangsaan, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan semuanya dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Dilansir pada goodfullness.net, sebuah penelitian melibatkan 8.000 orang di Indonesia tahun 2017 mengungkap suami tinggi dan istri pendek akan memiliki perkawinan yang lebih harmonis.

Semakin tinggi tubuh suami dan semakin banyak selisih keduanya secara fisik, akan memberikan kebahagiaan kepada istri.

Meskipun setelah 18 tahun menikah, tampaknya ada penurunan besar dalam kesenangan ini.

Kebahagiaan itu bukan hanya disebabkan oleh selisih tinggi badan.

Namun juga faktor lain seperti emosi, penghasilan, dan kepercayaan diri.

Studi ini mengungkap bahwa suami yang lebih tinggi memiliki potensi berpenghasilan lebih baik.

Pria tinggi dianggap lebih meyakinkan dalam pekerjaannya, sehingga lebih dipercaya atasan.

Hal itu memungkinkannya lebih ceoat mendapat promosi dan kenaikan gaji.

Namun, dalam keseluruhan skema, sumber daya manusia hanyalah faktor kecil bila dibandingkan dengan tinggi badan dan kebahagiaannya.

Baca Juga: 

Baca Juga: 

Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya yang menganggap bahwa pria tinggi lebih menarik, sehingga kebanyakan wanita tertarik kepada mereka.

Dengan begiu, pria bertubuh tinggi akan lebih percaya diri dan merasakan kepuasan dalam hidup.

Meski begitu, tinggi badan seharusnya tidak menjadi faktor penentu kebahagiaan.

Penelitian lain pada 2010 bahkan mengungkapkan bahwa wanita tidak lebih tertarik dengan pria bertubuh tinggi.

Setiap hubungan yang kuat dibangun berdasarkan empati, kepercayaan, rasa hormat, dan komunikasi.

Tinggi, pendidikan dan faktor lain yang disebutkan dalam penelitian ini tidak penting dalam gambaran keseluruhan.

Baca Juga: 

Baca Juga: