Find Us On Social Media :

Doa Untuk Kebaikan Orang Lain Akan Menghilangkan Kejengkelan

By Ade Sulaeman, Kamis, 11 Januari 2018 | 22:00 WIB

Intisari-Online.com – Tahun lalu saya membeli rumah. Rumah tipe minimalis, harga minimalis.

Saya tidak menawar harga yang diajukan oleh penjual karena menurut saya harga itu cukup murah.

Kata para ustaz, sengaja mengambil keuntungan dari orang yang sedang kepepet bukanlah  tindakan baik.

Ketika mengurus sertifikat hak milik, saya menanggung semua biaya balik nama.

(Baca juga: Saat Kejujuran Selalu Dihargai, Keserakahan akan Selalu Mendapatkan Hukuman)

Pajak penjual pun saya tanggung. Sekalipun rumah sudah saya beli, keluarga penjual itu tidak langsung pindah.

Mereka minta waktu tenggat pindah 1,5 bulan. Saya tidak keberatan.

Tapi setelah waktu tenggat ini habis, mereka kembali minta waktu tenggat dua minggu lagi. Saya masih tidak keberatan.

Ketika waktu tenggat ini habis, mereka kembali minta waktu tambahan.

Sampai di sini saya mulai berburuk sangka. Suuzon, kata para ustaz.

Saya curiga mereka berbohong karena alasan yang mereka pakai selalu berubah-ubah.

Kali ini saya menolak permintaan mereka. Berbohong dalam akad jual beli adalah tindakan tercela.