Penulis
Intisari-Online.com- Serangan kembali dilancarkan di Houthi oleh Koalisi pimpinan Arab Saudi kepada pemberontak Yaman.
Kamis (4/1/2018) AFP memberitakan , jet tempur koalisi menyerang Provinsi Hodeida yang terletak di Laut Merah sembilan kali seharian penuh.
Sumber dari empat rumah sakit yang ada di ibu kota Sana'a mencatat, 48 orang tewas dalam serangan udara itu.
Sumber tersebut menjabarkan, 36 korban tewas berasal dari anggota Houthi, sedangkan sisanya merupakan warga sipil.
Baca Juga:Indonesia Beli Pesawat Canggih SU-35 dari Rusia, Australia Siapkan Kapal Ini Untuk Menangkalnya
Ini merupakan jumlah korban terbesar kedua dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya Selasa pekan lalu (26/12/2017), koalisi negara Arab juga menyerang Hodeida dan kawasan Taez.
Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman, Jamie McGoldrick menyebut, serangan udara tersebut menewaskan 68 masyarakat sipil.
Koalisi menuduh pernyataan McGoldrick bias dan terkesan mendukung Houthi. Namun, mereka tidak menyanggah jumlah korban sipil yang tewas akibat serangan tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir, sejak koalisi mengintervensi konflik di Yaman 2015, sebanyak 8.750 orang tewas, dan 49.960 lainnya cedera.
Perang tersebut juga menyebabkan 20,7 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan turut menimbulkan wabah kolera yang diperkirakan menewaskan 2.219 orang sejak April lalu.
Keponakan Eks Presiden Yaman Dilaporkan Masih Hidup
Sejumlah sumber di Yaman, seperti dilansir Al Jazeera menyatakan, keponakan mendiang Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Tareq Abdullah Saleh, dilaporkan masih hidup.
Sebelumnya, Saleh dilaporkan terbunuh dalam penyergapan yang dilakukan Houthi 4 Desember lalu.
Saleh dibunuh karena dianggap berkhianat dengan membelot dan mendukung koalisi Arab. Padahal, sejak 2014, Saleh merupakan sekutu paling loyal Houthi.
Baca Juga:Lebih Seram dari Toraja, di Madagaskar Banyak Warga Tewas Usai Menari-nari dengan Mayat
Baca Juga:(Foto) Seperti Inilah Kehidupan Orang-orang Suku Inupiat, Suku yang Diperbolehkan Berburu Paus
Selain Saleh, Tareq yang merupakan komandan pasukan penjaga presiden juga ikut dalam rombongan, dan terbunuh akibat serangan granat berpelontar roket (RPG).
Namun, Al Jazeera memberitakan bahwa Tareq mengalami luka serius akibat karena serangan tersebut.
"Tareq meninggalkan Sana'a. dan menuju Marib pada 7 Desember, atau tiga hari pasca-serangan," kata sumber itu.
Dari Marib, Tareq dikabarkan terbang menuju Uni Emirat Arab (UEA) menggunakan pesawat yang disiapkan oleh loyalis UEA di sana.
Namun, sumber tersebut tidak mengonfirmasi apakah tareq tetap berada di UEA ataukah telah kembali ke Yaman.
(Artikel ini telah dimuat di kompas.com 4 Januari 201 oleh Ardi Priyatno Utomo dengan judul asli “Koalisi Pimpinan Arab Saudi Serang Yaman dalam 24 Jam, 48 Orang Tewas.”)
Baca Juga:Awas, Ponsel Samsung Palsu Banyak Beredar di Indonesia! Ini Cara Membedakan Samsung Asli dan Palsu