Find Us On Social Media :

Fallschirmjager, Pasukan Payung Paling Tangguh di Dunia yang Terbentuk Secara Tak Sengaja

By Ade Sulaeman, Jumat, 5 Januari 2018 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com - Pada tahun 1918 Jerman merupakan pihak yang kalah dalam Perang Dunia I dan mendapat sanksi berupa larangan keras untuk memiliki pasukan tempur serta sekaligus persenjataannya.

Larangan keras itu dituangkan melalui perjanjian yang membuat “lumpuh” Jerman secara militer, yakni Threaty of Versailles.

Dengan dikeluarkannya Threaty of Versailles pada tanggal 7 Mei 1919 itu, Jerman dilarang memiliki AU dan hanya diperbolehkan memiliki 100.000 tentara pertahanan negara (Reichswehr).

Meskipun ada larangan, secara cerdik di akhir 1920-an Jerman diam-diam bekerjasama dengan Rusia.

(Baca juga: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel)

Mereka membuat area uji coba dan latihan menerbangkan pesawat layang tanpa mesin (glider) yang terletak di dalam perbatasan Rusia di Lupesk.

Di waktu yang sama olahraga menerbangkan pesawat layang (gliding) memang lagi ngetren di Jerman.

Karena hanya sekedar kegiatan olah raga, gliding yang sebenarnya secara teknis sama dengan menerbangkan pesawat bermesin itu ternyata l dilegalkan oleh para pengawas Threaty of Versailles.

Namun kenyataannya, kegiatan gliding itu justru menjadi cikal bakal berdiriya Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) secara ilegal.

Dari asosiasi gliding yang kemudian terbentuk, secara diam-diam dan tidak sengaja muncul rencana berdirinya Luftwaffe masa depan.

Kegiatan gliding Inilah yang kemudian menyediakan alat untuk AU Jerman yang baru.

Januari 1933 Adolf Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman. Pengangkatan ini disusul penolakan Jerman atas Treaty of Versailles pada Maret 1935.