Find Us On Social Media :

Saat ‘Kondangan’ Harus Berjalan Efektif Gara-gara ‘Ditodong’ 20 Undangan Resepsi dalam Sehari

By Ade Sulaeman, Kamis, 4 Januari 2018 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com – Saat menghadiri acara pernikahan umumnya kita harus menyisihkan waktu beberapa jam, mulai dari persiapan, berangkat, sampai berada di acara resepsinya.

Namun, di tempat saya, menghadiri acara pernikahan (bahasa Jawanya, jagong) hanya membutuhkan waktu 10 menit!

Ini sudah menjadi kebiasaan di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Di pedesaan di lereng Gunung Lawu ini, acara jagong tak ubahnya membeli nasi di warung. Datang, transaksi, selesai.

(Baca juga: Ritual Seks Gunung Kemukus: Bukan Sembarang Nyepi, Tapi Harus Disertai Hubungan Suami-Istri)

Soalnya, pada musim nikah, satu orang biasanya harus menghadiri beberapa acara pernikahan dalam satu hari.

Kadang sampai sepuluh kali.

Mengapa begitu? Masyarakat Jawa biasanya memilih hari baik dan bulan baik saat menggelar hajatan.

Bulan-bulan seperti Ruwah (bulan sebelum Ramadan), Syawal (sesudah Ramadan), atau bulan Besar (saat Hari Raya Idul Adha) diyakini sebagai waktu-waktu terbaik menyelenggarakan hajatan.

Hari-hari baik biasanya juga sama karena memang ilmu perhitungannya sama.

Makanya banyak sekali keluarga yang mengadakan resepsi pernikahan di waktu bersamaan.

Masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Di desa umumnya orang-orang saling kenal satu desa.