Penulis
Intisari-Online.com -Syngman Rhee atau Yi Seungman dikenal sebagai presiden pertama Korea Selatan. Ia lahir pada 26 April 1875 di Whanghae.
Setelah menjalani pendidikan di sekolah Kristen, Rhee tumbuh menjadi tokoh nasionalis yang sejak awal gigih memperjuangkan kemerdekaan negerinya dari penjajahan Jepang.
Karena gerakannya yang dianggap ilegal oleh penjajah Jepang, Rhee ditangkap oleh pasukan Jepang. Ia kemudian dipenjara dari 1898 hingga 1904.
Setelah dibebaskan, Rhee memutuskan melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat. Pada 1910, ia berhasil memperoleh gelar doktor (Ph.D) dari Universitas Princeton.
(Baca juga:Sering Dituduh Otoriter dan Diktator, Jokowi: Masa Wajah Kayak Gini Wajah Diktator?)
(Baca juga:Bambang Sudibyo: Rasio Gini Indonesia Saat Ini Lebih Besar Dibanding Zaman Soeharto yang Otoriter)
Gelar itu menjadikan Rhee sebagai orang pertama Korea yang berhasil menyandang gelar doktor di AS.
Selama 30 tahun Rhee di AS, ia bekerja sebagai juru bicara untuk kemerdekaan Korea.
Tapi kerja kerasnya ternyata tidak membuahkan hasil karena negara-negara lain tidak peduli dengan nasib Korea.
Namun kemudian Rhee diangkat sebagai presiden pemerintahan sementara Korea di pengasingan ketika Jepang kalah perang dalam Perang Dunia II.
Sewaktu Republik Korea—yang saat ini dikenal sebagai Korea Selatan—akhirnya lahir pada tahun 1948, Rhee diangkat sebagai presiden pertama.
Rhee bahkan terpilih lagi dalam pemilihan presiden yang berlangsung pada tahun 1952, 1956, dan 1960.
Tapi terpilihya Rhee sebagai presiden hingga beberapa kali itu ternyata menimbulkan “penyakit”. Ia menjadi pemimpin yang otoriter.
Kepemimpinan Rhee bahkan dianggap sama dengan pemimpin Korea Utara yang juga otoriter pada era itu, yakni Kim Il Sung.
Seperti halnya Kim Il Sung, Rhee menggunakan cara-cara otoriter untuk menyatukan Korea.
Ia bahkan menindas lawan politiknya dan berharap PBB meneruskan peperangan terhadap Korut.
Namun setelah pemilu 1960 dan Rhee kembali dinyatakan menang, pecah demontrasi mahasiswa yang menganggap pemilu telah berlangsung secara curang.
Akibat korban demo yang mulai berjatuhan, kekuasaan Rhee dikudeta, dipaksa mundur oleh Majelis Nasional.
Rhee lalu mengasingkan diri ke Hawaii, AS, dan meninggal di Honolulu pada 19 Juli 1965.