Intisari-Online.com - Aktivis peduli orangtua baru-baru ini menggalakkan sebuah kampanye bertajuk "Campaign to End Loneliness."
Sebuah video eksperimen dirilis untuk menunjukkan bagaimana dampak kesendirian bagi kehidupan dan psikologis seseorang.
Dalam video berdurasi 3 menit 21 detik itu, seseorang yang bernama Joe akan tinggal di sebuah rumah selama satu minggu tanpa HP, teman atau komunikasi dengan orang lain.
Hal itu dilakukan untuk melihat dampak kesendirian bagi orang yang biasanya sibuk berktivitas di luar rumah dengan rekan-rekannya.
Pada hari pertama, ia mengatakan rumah terasa sangat lengang.
Keesokan hrinya, ia terbangun dengan rasa aneh karena tidak ada ponsel di sampingnya.
Ia sadar, itu bukan semata-mata karena teknologi, namun karena sebuah koneksi, hubungan yang tiba-tiba saja hilang.
Biasanya ia bisa mendengar tetangga di apartemennya.
Lalu melakukan sesuatu yang sedikit lebih menyenangkan dari bayangannya.
Tapi, disana ia hanya menyiapkan dirinya untuk kembali tidur.
Ia merasa seperti robot, mulai memikirkan sesuatu secara berlebihan dan betapa kesepiannya dirinya.
Di dalam rumah, aktivitas sehari-harinya haya menonton TV, masak, makan, sedikit berolahraga dan tidur.
Dalam video itu, bahkan ia terlihat stres dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Seminggu setelahnya, Joe dibawa ke rumah sebelah untuk menemui Barry, seorang laki-laki lanjut usia yang tinggal sendirian setelah istrinya meninggal.
Ternyata, ada lebih dari setengah juta orang lanjut usia menjalani hampir satu minggu tanpa bertemu seseorang.
Joe mengatakan ia kesulitan untuk benar-benar tinggal sendirian.
Lalu, Barry memberinya nasehat untuk sadar akan keberadaan seseorang.
Setelah kehilangan istrinya 2,5 tahun yang lalu, Barry sedih dan ia tak punya seseorang untuk diajak bicara, untuk dipeluk, untuk berbagi berbagai hal dengannya.
Semakin tua seseorang, ini adalah bagian dari hidup
Dengan adanya kampanye ini, diharapkan kesepian itu akan segera hilang dan tak ada lagi orangtua lanjut usia yang hidup sendirian.