Hati-hati, Kebiasaan Gunakan Ponsel saat Bersama Pasangan dapat Merusak Hubungan Cinta

Ade Sulaeman

Editor

Hati-hati, Kebiasaan Gunakan Ponsel saat Bersama Pasangan dapat Merusak Hubungan Cinta
Hati-hati, Kebiasaan Gunakan Ponsel saat Bersama Pasangan dapat Merusak Hubungan Cinta

Intisari-Online.com - Meski ponsel memang sudah menjadi kebutuhan hidup saat ini, kita perlu terus mengingat bahwa banyak dampak buruk yang bisa terjadi jika kita menggunakannya secara berlebihan. Bahkan, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan menggunakan ponsel saat bersama pasangan dapat merusak hubungan cinta.

Baylor University membeberkan bahwa perilaku berlebihan menggunakan ponsel pintar menyakiti hubungan dengan lingkungan sekitar, baik keluarga, pekerjaan, dan pasangan.

Perilaku mengisolasi diri dengan ponsel pintar di aktivitas sosial memiliki istilah partner phubbing, yakni bermain ponsel ketika sedang bersama pasangan, keluarga, dan teman.

Kebiasaan terus bermain atau mengecek ponsel pintar di tengah-tengah percakapan, ditemukan membuat orang lain merasa terisolasi dan tidak dihargai.

Hasil studi terhadap 145 responden berusia dewasa menemukan bahwa 46,3 persen responden memiliki pasangan yang selalu terhubung dengan ponsel pintar mereka.

Sebanyak 46,3 persen mengaku bahwa mereka depresi melihat perilaku pasangan yang demikian.

Lalu, 22,6 persen mengatakan, perilaku pasangan yang terus bermain ponsel pintar saat bertemu telah merusak hubungan hingga akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Studi dengan tajuk My Life has become a major distraction from my cell phone Partner Phubbing and relationship satisfaction among romantic partners, ini menyimpulkan bahwa kebiasaan terus terhubung dengan ponsel pintar sudah berada pada tahap kronis sampai dengan sebagian orang rela meniggalkan pasangan.

“Kami menemukan bahwa ketika seseorang merasa pasangan mereka tidak memperhatikan dan menepikan mereka karena ponsel pintar, ini menciptakan konflik dan mendorong hubungan menjadi hambar serta tidak memuaskan,” jelas James Roberts, Professor of marketing.

Roberts menambahkan bahwa adanya rasa tidak puas dalam sebuah hubungan menyebabkan seseorang merasa tidak percaya diri pada kehidupan secara umum.

“Tak sedikit yang akhirnya menderita depresi,” pungkasnya.

Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal Computers in Human Behavior.

(Lusina/kompas.com)